Suharso Kalungkan Tasbih dan Surban ke Anies Baswedan saat Munas PPP di Semarang
SEMARANG, iNews.id - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengundang empat gubernur di Pulau Jawa dalam musyawarah nasional (Munas) alim ulama di Ponpes Fadlul Fadlan Mijen Semarang, Minggu (1710/2021). Keempat gubernur diundang untuk membahas masalah keumatan dan kebangsaan.
Keempat gubernur yakni Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawangsa dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Keempatnya dianggap sebagai pemimpin sekaligus tokoh yang digadang-gadang akan maju dalam pilpres 2024 mendatang.
Namun hanya tampak Gubernur Anies Baswedan dan Ridwan Kamil yang hadir dalam acara Munas. PPP seperti mengisyaratkan dukungan kepada Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 mendatang. Pasalnya, Anies mendapatkan kehormatan dengan diberikan surban dan pengalungan tasbih.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menyatakan hal tersebut biasa saja, bukan sebagai arah dukungan politik menuju pilpres 2024. Dia mengatakan jika Anies bukan merupakan tokoh baru di kalangan PPP.
“2024 masih jauh, ini baru tahun 2021. Cuma masa mudanya Pak Anies pernah ikut kampanye PPP. Beliau masih punya ikat kepala PPP. Itu yang saya tahu,” kata Suharso.
Senada dengan Ketum PPP, Gubernur Anies Baswedan juga mengatakan pemberian surban dan tasbih tersebut hanyalah simbolis dan bukan bertujuan politik.
“Saya merasa sebuah kehormatan mendapat surban ini dan juga tasbih. Nanti akan saya rawat baik-baik. Saya akan kenakan begitu pula dengan surban,” kata Anies.
“Ini sebuah kehormatan tersendiri ketika para alim ulama memberikan ini (surban dan tasbih) kepada saya dan saya terkejut,” katanya.
Sementara itu, dalam munas alim ulama ini bertema Masalah Keumatan dan Kebangsaan ini, PPP sebagai partai religius beragama mendorong masalah keumatan dan kebangsaan yang dirasa perlu diperbaiki di Indonesia,
Ulama yang menjadi pejuang dan tonggak perjuangan Indonesia harus kembali dikuatkan lagi agar marwah ulama dapat menjadikan indonesia menjadi bangsa yang berjaya.
Editor: Ahmad Antoni