Tabloid Indonesia Barokah, Sudirman Said: Ini Mencederai Demokrasi
SEMARANG, iNews.id – Peredaran Tabloid Indonesia Barokah menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) dinilai telah menggunakan cara-cara primitif dalam berdemokrasi. Cara ini tidak saja mencederai demokrasi, tetapi juga memecah belah masyarakat bawah. Jika tidak dihentikan, hal itu membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said mengatakan, sangat menyesalkan cara-cara primitif tersebut yang masih digunakan dalam berdemokrasi. Tabloid Indonesia Barokah yang beredar luas menyudutkan pasangcan calon (paslon) nomor urut 02.
“Ini sangat mencederai demokrasi dan yang lebih berbahaya bisa memecah belah masyarakat. Cara ini mengusik dan mengancam persatuan dan kesatuan yang selama ini kita rawat dan jaga,” kata Sudirman usai memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Tingkat Kecamatan dan Desa (Rakorcamdes) Relawan Padi se-Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (26/1/2019).
Lebih lanjut Sudirman menyatakan, penggunaan cara-cara primitif tidak menguntungkan bagi pendidikan politik masyarakat. Cara itu justru membuat demokrasi Indonesia mundur jauh ke belakang. “Seharusnya level demokrasi sudah jauh lebih baik. Tapi cara-cara yang mengabaikan etika sosial itu merusaknya,” kata Sudirman.
Namun, Sudirman mengatakan, tidak mengetahui pihak yang menerbitkan dan mengedarkan tabloid itu. Dia tidak mau menuduh pihak mana pun sebagai aktor di balik aksi tersebut.
Menurut Sudirman, tabloid itu telah merugikan paslon nomor urut 02, tetapi juga masyarakat pemilih. Sudirman berharap aparat penegak hukum segera mengusut dan menindak aktor di balik penerbitan dan peredaran tabloid tersebut.
“Kalau saya amati peredarannya sangat masif, setiap masjid dikirim. Untuk biaya distribusinya saja sangat besar. Jadi ini sangat terencana, terstruktur, dan masif. Dengan pola seperti ini, semestinya aparat penegak hukum bisa cepat mengungkap aktor intelektualnya,” papar Sudirman.
Editor: Maria Christina