Teka Teki Kehidupan Ribuan Tahun Lalu di Gunung Lawu Mulai Terkuak

KARANGANYAR, iNews.id - Teka teki adanya kehidupan di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah(Jateng) mulai menemukan titik terang. Fakta baru diungkap setelah Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) menemukan 21 titik yang diduga terdapat benda-benda peninggalan suatu peradaban.
Gunung Lawu memiliki ketinggian 3.265 meter. Kaki gunung ini terpisah antara Jawa Tengah dan Timur. Banyak situs peninggalan peradaban masa lampau seperti situs Menggung, situs Planggatan, situs Watu Kandang di lokasi.
Ditambah Candi Sukuh, Candi Cetho dan Candi Ketek. Kini, salah satu benda yang diduga berasal dari masa lampau, juga kembali ditemukan.
Benda tersebut yakni sebuah umpak yang ditemukan di wilayah hutan Agrasmanis, Jenawi, Karanganyar.
Dulu kala, umpak di pakai sebagai pijakan tiang. Pada umpak ini terdapat ukiran yang cukup indah. Namun, hingga sekarang umpak tersebut belum terkuak misterinya.
Dewan Pemerhati Penyelamat Seni Budaya Indonesia (DPPSBI) Kusumo Putro mengatakan, pihaknya telah mendapatkan informasi jika Tim BPCB Jawa Tengah akan turun ke lokasi untuk melihat langsung kondisi di lapangan.
Turunnya BPCB ke gunung yang dahulunya bernama Wukirmahendra dan berjuluk gunung seribu ini, selain karena lembaganya secara resmi telah mendaftarkan Gunung Lawu sebagai lanscape cagar budaya di BPCB Jawa Tengah pada 2017 lalu.
Banyak sekali peninggalan masa lampau yang belum terdata lengkap. Hasil penelusuran dan informasi dari berbagai pihak banyak benda-benda bersejarah yang menunjukan dulunya ada kehidupan di lereng Gunung Lawu yang masih tersimpan dan belum terpublikasi.
"Dari catatan BPCP Jateng, di kawasan lereng Gunung Lawu terdapat 21 peninggalan yang diduga cagar budaya," papar Kusumo, Minggu (2/2/2020).
Kepedulian terhadap Gunung Lawu, tak hanya karena Gunung ini dipercaya masyarakat Jawa sebagai pakunya pulau Jawa, beragam kekayaan alam berupa tanaman dan juga hewan, terdapat di Gunung Lawu.
"Kami peduli peninggalan kejayaan masa lalu yang bisa menyibak tabir sejarah tanah Jawa. Agar kelestarian alam juga situs dan budaya yang ada di Lawu tidak hilang," ujar Kusumo.
Editor: Nani Suherni