get app
inews
Aa Text
Read Next : Unsoed Bentuk Tim Usut Dugaan Guru Besar Lakukan Pelecehan Seksual ke Mahasiswi

Temukan 150 Varian Jambu di Sumatera, Dosen Ini Mendunia

Rabu, 24 Januari 2018 - 16:00:00 WIB
Temukan 150 Varian Jambu di Sumatera, Dosen Ini Mendunia
Dosen Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Pudji Widodo MSc. (Foto: Unsoed/Dok)

PURWOKERTO, iNews.id – Hasil tidak akan pernah mengingkari kerja keras dan ketekunan. Berkat ketekunannya meneliti buah jambu, dosen Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Dr Pudji Widodo MSc, dikenal dunia.

Dia menjadi salah satu dari sedikit ahli taksonomi di dunia, khususnya dalam bidang jambu atau syzygium. Ahli taksonomi jambu lainnya berasal dari Amerika Serikat (AS), Australia, Irlandia, Thailand, dan Malaysia. Jambu sangat kompleks dan termasuk jenis yang sulit untuk diidentifikasi atau diklasifikasi.

“Keanekaragaman hayati hanya akan sebatas kenangan belaka, manakala para ilmuwan tidak berusaha untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi kekayaan alam,” ujar Pudji Widodo, Rabu (24/1/2018), di Purwokerto, mengenai ketertarikannya meneliti jambu.

Kepala Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi Unsoed ini mulai tertarik dengan jambu saat dirinya tengah studi doktoral. Ketika itu promotornya memberikan gambaran bahwa kajian taksonomi jambu masih sangat sedikit yang menggeluti.

Berkat ketekunannya, tidak hanya gelar doktor yang digapai. Dia juga berhasil menemukan tidak kurang 150 jenis varian jambu di Sumatera.

Demi memvalidasi varian tersebut khas hanya ada di Indonesia, dia melakukan riset atas jambu di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Asia Selatan. Akhirnya didapatkan bahwa temuannya merupakan jenis varian baru dan hanya ada di Indonesia.

Apresiasi dunia internasional pun diraih dengan diterbitkannya buku Syzygium of Sumatra. Buku ini diterbitkan oleh LAP Lambert Academic Publishing pada 13 September 2011.

Pudji Widodo mengingatkan, satu per satu jambu terancam punah bila tidak segera dilakukan perbanyakan, terutama bagi jambu yang jarang berbiji.  “Banyak masyarakat tidak mengetahui jenis dan manfaat jambu, sehingga tidak menganggap penting dan langsung menebang bila banyak ulatnya,” ujar Pudji.

Editor: Kurnia Illahi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut