Terkendala Kolom Agama, Warga Penghayat Aliran Kepercayaan Sulit Daftar Kerja
“Nantinya akan mencetak guru khusus pengampu mata pelajaran penghayat aliran kepercayaan,” ucapnya.
Secara umum, di Kota Semarang tidak ada gesekan berarti antara penghayat dengan warga sekitarnya yang berbeda kepercayaan. Beberapa organisasi penghayat bisa bebas beribadah tanpa adanya penolakan.
Bahkan salah satu organisasi penghayat yang jumlah pengikutnya banyak, Sapto Darmo, punya belasan tempat ibadah di Kota Semarang. Lokasinya juga di tengah permukiman warga.
“Masyarakat Kota Semarang heterogen, di sini baik (kondusif dan toleran),” ujarnya.
Berdasar data Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Kota Semarang di mana Kejari adalah koordinatornya, hingga akhir 2022 lalu ada 14 organisasi penghayat di kota ini. Empat di antaranya sudah tidak aktif, yakni Tri Tunggal Bayu di wilayah Mugas Semarang Selatan, Anggayuh Katentramaning Urip di Plombokan Semarang Utara, Kalima Husada Rasa Sejati di Siwalan Gayamsari dan Pandowo di Pandean Lamper Gayamsari.
Editor: Ary Wahyu Wibowo