Terus Merugi akibat Harga Kedelai Mahal, Puluhan Produsen Tahu di Purbalingga Gulung Tikar

PURBALINGGA, iNews.id - Puluhan produsen tahu di Purbalingga memilih berhenti beroperasi alias menutup produksinya, karena terus merugi akibat kenaikan harga kedelai. Sementara produsen tahu lainnya memilih bertahan dengan mengurangi ukuran tahu.
Harga kedelai naik dari Rp10.000 menjadi Rp14.00 per kilogram. Kenaikan harga kedelai itu berimbas langsung pada kelangsungan hidup produsen tahu di sentra produksi tahu, Desa Kalikabong, Kabupaten Purbalingga.
Dari 90 produsen tahu di Desa Kalikabong, 20 produsen tahu di antaranya memilih menutup usahanya. Padahal produsen tahu pernah mengalami kejayaannya pada tahun 1990-an. Saat itu harga kedelai stabil dan ada seratusan produsen tahu.
Kini, di salah satu tempat pembuatan tahu di Desa Kalikabong sudah tidak terdengar lagi suara mesin penggilingan kedelai. Peralatan pembuatan tahu terbengkalai dibiarkan pemiliknya.
“Harga kedelai sering naik turun membuat produsen tahu berhenti berproduksi. Para produsen tahu yang menutup usahanya memilih bekerja menjadi buruh yang lebih menjanjikan,” kata Amali, Ketua Paguyuban Produsen Tahun Dea Kalikabong, Senin (27/11).
Sementara, 70 produsen tahu lainnya masih tetap bertahan dengan jumlah keuntungan tipis. Produsen tahu yang memilih tetap berproduksi bertahan dengan cara mengurangi ukuran tahunya.
“Meski banyak diprotes pelanggan, namun cara ini menjadi satu- satunya jalan agar terus bisa bertahan,” ungkap Rohiman, produsen tahu.
Dalam sekali masakan, produsen tahu membutuhkan enam kilogram kedelai impor. Dari enam kilogram kedelai bisa menghasilkan 300 hingga 500 tahu tergantung ukuran.
Harga satu bungkusnya untuk isi sepuluh tahu dijual mulai Rp3.000 hingga Rp5.000. Para produsen tahu berharap pemerintah segera turun tangan menurunkan harga kedelai agar para produsen tahu bisa kembali berproduksi.
Editor: Ahmad Antoni