Tim Gabungan Patroli ke Perkampungan Terdampak Banjir di Pekalongan

PEKALONGAN, iNews.id – Aparat gabungan TNI dan Polri patroli di lokasi banjir Pekalongan dengan menerobos air setinggi 50 sentimeter hingga 1 meter. Banyaknya rumah kosong yang ditinggal mengungsi, rawan kejahatan sehingga terus dijaga keamanannya.
Di lokasi banjir sepi aktivitas seperti kampung mati. Meskipun air cukup tinggi, para petugas tetap menerobos keliling kampung dengan jalan kaki.
“Kami juga mengingatkan warga yang tidak mengungsi agar tetap waspada dan hati-hati,” kata Danramil Pekalongan Barat, Kapten Inf Abdul Mutholib, Sabtu (25/2/2023).
Tim gabungan juga mengamankan lokasi pengungsian. Jika terdapat kondisi darurat, maka bisa segera ditangani. Terdapat sekitar 500 warga Pekalongan hingga kini masih bertahan di pengungsian.
Beberapa lokasi menjadi tempat mengungsi, antara lain aula kecamatan, musala, masjid dan rumah warga yang tidak kebanjiran. Kondisi pengungsi cukup memprihatinkan karena mulai terserang penyakit.
“Selain obat-obatan, juga dibutuhkan popok bayi, susu, air minum dan makanan siap saji,” kata korban banjir, Haryanti.
Dapur umum juga sudah mulai didirikan untuk menjamin ketersediaan pangan bagi pengungsi. Tim kesehatan terus memantau dan memeriksa kondisi korban banjir.
Banjir terjadi di empat kecamatan di Kota Pekalongan, yaitu Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur dan Pekalongan Selatan. Daerah terparah di Kelurahan Tirto, Pringrejo, Pasir Kramat Kraton, Bendan, Podosugih.
Sedangkan di Kabupaten Pekalongan, banjir terjadi di Kecamatan Tirto, Wiradesa, Wonokerto, Siwalan, Buaran, Bojong dan Sragi, Lokasi terparah Desa Pacar, Tegaldowo, Karangjompo, Mulyorejo, Jeruksari.
Editor: Ary Wahyu Wibowo