SEMARANG, iNews.id – Seorang tokoh Tionghoa Jawa Tengah, Harjanto Halim mengatakan tidak keberatan dengan keputusan pemerintah tidak ada libur panjang dan perayaan menyambut Imlek. Langkah itu disebut yang terbaik untuk menekan angka penyebaran Covid-19.
"Kami menghormati keputusan pemerintah itu, kami menerima karena kami juga tidak ingin perayaan Imlek justru akan menimbulkan klaster baru," kata Harjanto, Senin (1/2/2021).
Ganjar Ajak Masyarakat Jateng Tetap di Rumah Selama 2 Hari untuk Tekan Covid, Apa Bisa?
Pihaknya juga mengatakan, sudah ada edaran terkait larangan keramaian saat perayaan Imlek tahun ini. Semua perayaan yang menimbulkan keramaian akan dihilangkan dari pelaksanaan.
"Kami meminta umat untuk di rumah saja, merayakan Imlek bersama keluarga inti. Keluarga jauh juga kami minta tidak berkunjung ke keluarga lainnya. Berbagai perayaan yang biasanya ada, juga akan kami tiadakan tahun ini. Kami minta masyarakat mendukung, kalau kangen dengan keluarga, bisa melalui video call," tutupnya.
Dewan Ingatkan Ganjar Pranowo: 18 Kabupaten/Kota di Jateng Masih Zona Merah
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga mengusulkan tidak ada libur panjang saat perayaan Imlek 2572 atau 2021 pada 12 Februari. Sebab, terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi di Indonesia setelah adanya libur panjang pada Desember dan Januari lalu.
Jalur Evakuasi Erupsi Merapi Rusak, Ombudsman Surati Bupati Klaten dan Gubernur Jateng
"Enggak usah (ada libur panjang), kita sudah usulkan ke Pemerintah Pusat. Kayaknya enggak perlu ada libur panjang," kata Ganjar ditemui usai memimpin rapat koordinasi penanganan Covid-19 di kantornya.
Dia juga meminta tidak ada perayaan-perayaan sebagai penyambutan Imlek. Perayaan seperti pertunjukan Barongsai, pesta kembang api atau perayaan yang menimbulkan keramaian. "Kalau ibadah boleh, kan ibadah bisa virtual," katanya.
Jelang Tahun Baru Imlek, 1.500 Lansia Dapat Angpau
Sebelumnya, Pemerintah Pusat sedang mengkaji tentang rencana libur panjang saat perayaan Imlek tahun ini. Sebab berkaca dari kasus libur panjang sebelumnya, terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 cukup besar setelah pelaksanaan libur panjang di Indonesia.
Editor: Ahmad Antoni