Tradisi Sedekah Bumi, Puluhan Warga Grobogan Berebut Gunungan

GROBOGAN, iNews.id - Ratusan warga Desa Pelosok Asemrudung, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, menggelar tradisi sedekah bumi. Tradisi sedekah bumi ini digelar sebagai wujud syukur atas melimpahnya hasil bumi.

Selain sebagai ungkapan rasa syukur atas melimpahnya rezeki, tradisi sedekah bumi ini juga wujud dalam mengangkat budaya lokal agar tetap lestari dan dikenal generasi penerus.

Baca Juga

Suami Bunuh Istri di Grobogan, Polisi: Ada Luka di Leher Korban, Diduga Bekas Jeratan Tali

Puluhan warga langsung berebut gunungan seusai dibacakan doa. Sementara warga yang sudah mengantre dan duduk di tempat yang telah disediakan menyantap nasi berkah bersama-sama. Namun mereka harus memakan nasi tersebut dengan menggunakan alas daun jati.

Sebagian warga nekat memanjat untuk mengambil padi yang tertancap di atas gunungan. Bahkan warga rela mengais sisa hasil gunungan yang sudah terjatuh ke tanah untuk dimakan dan dimasak di rumah karena dianggap membawa berkah.

Baca Juga

Berawal dari Cekcok, Suami di Grobogan Jateng Tega Bunuh Istri

Meski digelar sederhana, prosesi sedekah bumi ini berlangsung sangat meriah. “Saya sangat senang karena padi merupakan simbol kemakmuran. Padi tersebut akan dimakan dan dicampurkan dengan beras yang sudah ada di rumah,” kata Supardi.

Baca Juga

Isak Tangis Warnai Pemakaman Putri Pj Gubernur Papua Pegunungan di Grobogan

Warga Desa Asemrudung yang mayoritas bekerja sebagai petani ini mengaku sangat senang dengan hasil bumi yang melimpah pada panen kali ini. 

Mereka mengaku tidak berani meninggalkan tradisi ini meski dalam kondisi apapun karena sudah berjalan sejak zaman nenek moyang ratusan tahun lalu.

Baca Juga

Pemakaman Putri Pj Gubernur Papua Pegunungan, Keluarga di Grobogan Siapkan Liang Lahad

“Seluruh nasi putih dan lauk-pauk ini merupakan hasil masakan setiap kepala keluarga yang kemudian dikumpulkan menjadi satu dengan kepunyaan warga lainnya. Nasi kemudian dicampur dan diletakkan di atas daun jati untuk dibagikan kembali,” ujar Mulyono, sesepuh Desa Asemrudung.

Editor: Ahmad Antoni