UKM di Soloraya Didorong Bisa Ekspor Melalui Percepatan yang Terintegrasi
SOLO, iNews.id – Usaha kecil dan menengah (UKM) di Soloraya terus didorong agar bisa melakukan ekspor. Mereka difasilitasi agar merasakan manfaat percepatan ekspor yang terintegrasi.
“Kalau ngomong industri yang bergerak di bidang ekspor impor, di wilayah yang kami bina (Jogjakarta dan Jateng bagian selatan) Solo memang yang paling tinggi,” kata Pemimpin BNI wilayah 17 Jogjakarta, Moh Hisyam saat peluncuran program BNI Xpora di Solo, Kamis (21/10/2021).
Solo menjadi salah satu dari tujuh kota tempat peluncuran program BNI Xpora. Solo dipilih karena secara angka paling tinggi, dorongan utama di Soloraya antara lain di industri garmen, dan furniture.
Pada peluncuran hari pertama program BNI Xpora, terdapat sekitar 70 UKM yang bisa dimasukkan. Dari jumlah tersebut, sebagian didominasi yang bergerak di bidang garmen, furniture, dan handycraft dari kayu maupun rotan.
“Sekarang ini order sampai akhir tahun sudah selesai, artinya sampai nolak-nolak karena kapasitas produksinya yang tidak kuat. Selain itu juga karena kontainer,” ucapnya.
Kehadiran program BNI Xpora, lanjutnya, lebih ke arah bisnis matching agar bisa memotong makelar. Dengan demikian, UKM bisa langsung bertemu buyer sehingga keuntungan yang diterima lebih besar.
Selain itu, importir di luar negeri saat ini telah memakai platform. Jika para eksportir bisa masuk ke platform mereka, berarti menunjukkan kualitas ekspornya sudah bagus.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan, melalui program BNI Xpora pelaku UKM bisa merasakan manfaat percepatan ekspor yang terintegrasi.
“Xpora merupakan bentuk dukungan BNI terhadap pelaku usaha nasional khususnya UMKM untuk mengembangkan usahanya agar go global. Layanan BNI Xpora ini dapat diakses melalui digital platform," kata Adi Sulistyowati.
Peningkatan kelas UKM menjadi fokus utama melalui kemitraan dan kolaborasi dengan perusahaan besar dan masuk dalam rantai pasar global.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk nasional, dan membangun kemandirian ekonomi nasional. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari upaya percepatan digitalisasi seluruh pemangku kepentingan.
Editor: Ary Wahyu Wibowo