UNS Bakal Kukuhkan 2 Guru Besar, Ini Materi Pidato Pengukuhannya
SOLO, iNews.id - Jumlah Guru Besar Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bakal kembali bertambah. Prof Dody Ariawan, dan Prof Adi Ratriyanto bakal dikukuhkan sebagai Guru Besar secara luring dan daring di auditorium kampus setempat, Rabu (16/12/2020).
Prof Dody Ariawan bakal dilantik menjadi Guru Besar ke-16 Fakultas Teknik (FT) dan ke- 228 UNS. Dalam pengukuhan akan menyampaikan pidato berjudul Ketahanan Komposit Serat Alam-Polimer Terhadap Paparan Luar Ruangan pada Kawasan Beriklim Tropis.
Dody Ariawan menjelaskan, material adalah salah satu komponen yang paling penting sekaligus sebagai komponen dasar dalam menciptakan suatu produk baru. “Dalam perindustrian saat ini, material yang dibutuhkan adalah material yang berkualitas,” kata Dody Ariawan, Selasa (14/12/2020).
Diantaranya memiliki sifat mekanik yang baik dan sesuai dengan kegunaan, harga material dan manufaktur yang dapat bersaing, serta kemudahan material untuk didaur ulang. Material teknik secara umum bisa dikategorikan dalam 4 jenis. Yakni logam, polimer, keramik dan komposit.
Komposit serat alam menjadi salah satu alternatif yang dapat memenuhi kriteria material, dan telah digunakan sebagai material pengganti untuk material-material yang sering digunakan seperti plastik, kayu, besi. “Komposit serat alam adalah komposit yang terdiri dari serat alami sebagai penguat dan matrik sebagai pengikat,” ujarnya.
Material penguat berfungsi untuk memberikan kekuatan pada komposit dengan membentuk struktur pada komposit. sedangkan matrik memiliki fungsi sebagai pengikat dan pelindung material penguat dari pengaruh lingkungan.
Secara praktis, pemakaian komposit serat alam–polimer untuk aplikasi di luar lapangan di daerah tropis memerlukan berbagai pertimbangan secara seksama. Penambahan serat alam kenaf sebagai penguat terlihat mampu menahan laju penurunan kekuatan pada komposit yang terpapar di luar ruangan.
Karena kuatnya faktor pengaruh iklim tropis pada pemakaian komposit serat alam–polimer, maka para desainer material di bidang teknik mesin perlu melakukan pertimbangan secara seksama pada pemilihan bahan dan aplikasinya.
Hal ini terutama terhadap prediksi penurunan kekuatan maupun umur pakai dari material komposit serat alam. Agar dalam aplikasinya masih menahan struktur pada waktu pakai yang di prediksikan oleh para desainer.
Untuk ke depannya, masih diperlukan riset terkait peningkatan ketahanan komposit serat alam agar bisa memiliki ketahanan yang lebih panjang, terutama di daerah tropis. “Semoga sumbangan bidang kajian komposit serat alam polimer ini memiliki kontribusi pada teknologi luaran penelitian perguruan tinggi di Indonesia,” ucapnya.
Sementara, Prof Adi Ratriyanto akan dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-31 Fakultas Pertanian (FP) dan ke-229 UNS. Pidato pengukuhan yang akan disampaikan berjudul Pendekatan Nutrisi dalam Produksi Ternak Unggas Menghadapi Heat Stress pada Era Tanpa Antibiotik.
Prof Adi Ratriyanto mengatakan, ada dua hal utama yang menarik terkait dengan produksi ternak unggas di Indonesia. Pertama adalah iklim tropis dengan temperatur tinggi. “Sedangkan kedua adalah pelarangan penggunaan antibiotik dalam pakan ternak,” jelas Adi.
Unggas termasuk jenis ternak homeotherm dengan temperatur optimal berada pada kisaran 18-22 derajat celcius. Tingginya temperatur lingkungan, apalagi ditunjang oleh perubahan iklim dan pemanasan global, menyebabkan ternak unggas mengalami gangguan termoregulasi untuk pelepasan panas dari tubuh,
Sehingga akhirnya dapat menyebabkan terjadinya heat stress. Heat stress dapat mempengaruhi kondisi fisiologis dan imunitas tubuh. Ternak unggas mulai menunjukkan tanda-tanda heat stress pada temperatur 27 derajat celcius. Semakin tinggi temperatur lingkungan, maka tingkat heat stress semakin parah.
Ditandai dengan meningkatnya respirasi secara evaporatif. Karena proses pembuangan panas tubuh melalui radiasi, konveksi, dan konduksi sudah tidak efisien. Akibat lebih lanjut adalah terjadinya penurunan performa ternak yang dapat menyebabkan kerugian secara ekonomis.
Upaya mengatasi dampak heat stress dapat dilakukan dengan beberapa metode. Misalnya melalui perbaikan manajemen budidaya, dengan menyediakan kandang tertutup yang microclimate-nya dapat diatur. Upaya lain adalah dengan mengoptimalkan densitas kandang.
Sehingga tidak terjadi akumulasi panas berlebihan. Dan dapat juga dengan melakukan modifikasi kandungan nutrien pakan. “Melalui upaya-upaya tersebut, diharapkan dapat diperoleh performa ternak dan kualitas produk ternak seperti daging dan telur yang baik,” katanya.
Perbaikan performa ternak, diharapkan sejalan dengan meningkatnya performa dan kesejahteraan peternak sebagai ujung tombak budidaya perunggasan di Indonesia. Selain itu, perbaikan produktivitas dan kualitas produk ternak unggas juga sangat penting bagi tersedianya bahan pangan hewani yang dapat mendukung kesehatan masyarakat, terutama pada era pandemi Covid-19.
Editor: Ary Wahyu Wibowo