get app
inews
Aa Text
Read Next : Korupsi Dana Bantuan Covid-19 di Karawang Rp1,99 Miliar, 7 Orang Jadi Tersangka

Waspada, Varian Baru Covid-19 Berpotensi Ganggu Keberhasilan Program Vaksinasi

Minggu, 27 Desember 2020 - 11:07:00 WIB
Waspada, Varian Baru Covid-19 Berpotensi Ganggu Keberhasilan Program Vaksinasi
Simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Abiansemal I, Badung, Bali. (iNews.id/Bagus Alit)

JAKARTA, iNews.id  - Munculnya varian baru virus Covid-19 yang lebih cepat menular berpotensi dapat menganggu keberhasilan program vaksinasi Covid-19 yang telah digagas pemerintah. Hal itu dikatakan oleh Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. 

Menurut Dicky, pandemi Covid-19 Indonesia belum terkendali. Sehingga, jika varian baru Covid-19 itu  telah ada di Tanah Air bisa saja meningkatkan angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19.

"Dan ini akan mengganggu dari keberhasilan program vaksinasi. Tapi menganggu vaksin Covid-19 ya belum tentu. Tapi kalau mengganggu program vaksinasi ya jelas karena meningkatkan angka reproduksi dengan misalnya angka 2  bisa jadi 3," kata Dicky, Minggu (27/12/2020).

Ia mengatakan, varian baru Covid-19 berdampak pada semakin tinggi dan terencananya efikasi vaksin Covid-19.  Varian baru Covid-19 itu, lanjut dia, juga bakal menyerang kelompok produktif dan aktif sehingga semakin memberatkan situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air.

"Ini menambah lagi memberatkan dan memperburuk pandemi kita. Saya tidak menakut-nakuti tapi itu lah yang harus direspon," katanya. Sebelumnya, Dicky menerangkan bahwa varian baru virus Covid-19 dari Inggris  berpotensi telah menyebar ke Indonesia. 

Dia menduga jenis baru virus Covid-19 yang lebih mudah menular itu telah ada di Tanah Air lantaran virus tersebut sudah dilaporkan sejak September lalu. Apalagi, Singapura telah mengkonfirmasi kasus pertama virus tersebut sudah ada di negaranya.

"Terkait Covid baru ini sangat besar kemungkinan sudah masuk di Indonesia. Karena sudah terjadinya di September dan dilaporkan Desember," ujar Dicky.

Dia mengatakan, mutasi virus corona yang lebih ganas itu belum ditemukan di Indonesia lantaran jumlah testing dan sistem deteksi dini Covid-19 Indonesia belum memadai. 

Selain itu, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan sistem pengetatan di perbatasan dan pintu masuk Indonesia yang relatif longgar  juga berpotensi mengakibatkan virus tersebut telah berada di Tanah Air.

"Memang ini tidak menyebabkan keparahan besar. Tapi dengan semakin efektif dan efesiennya dia melakukan replikasi dan infeksi ini akan berdampak pada sistem pelayanan kesehatan," ujarnya.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut