GUNUNGKIDUL, iNews.id - Sebanyak 27 warga di Kecamatan Ponjong dan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dinyatakan positif antraks. Mereka terjangkit karena mengonsumsi daging hewan ternak mati yang terpapar antraks.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul Sumitro mengatakan, pada 4 Januari 2020 Dinas Kesehatan menemukan 540 orang terpapar antraks di Dusun Ngerejek Wetan, Kecamatan Ponjong dan 60 orang di Kecamatan Semanu.
Total warga yang terpapar antraks sejumlah 600 orang dengan rincian 78 orang suspect gejala klinisnya.
BACA JUGA: Kapolda Jateng: Pengikut Keraton Agung Sejagat Wajib Setor Uang
"Dari hasil uji laboratorium, dari 87 orang diambil darahnya 54 orang, swipe luka 11 orang. Yang positif antraks ada 27 orang, untuk yang swipe lukanya negatif antraks," kata Sumitro dalam jumpa pers "Penanganan Antraks di Kabupaten Gunungkidul," Rabu (15/1/2020).
Dia menjelaskan dari 27 orang, sebagian besar positif antraks di kulit. Sisanya gabungan antara kulit dan pernafasan.
Warga yang positif antraks diberikan antibiotik profilaksis lanjutan sampai 20 hari. Sedangkan, yang berstatus gejala diberikan antibiotik. Selain itu, mereka yang positif dicek ulang darahya ke BBVet Bogor, Jawa Barat.
Dia menegaskan antraks pada manusia tidak menular antar manusia. Sampai saat ini belum ditemukan data penularan manusia ke manusia.
"Orang yang terpapar antraks, bila tidak diobati secara benar bisa menyebabkan kematian karena komplikasi. Namun bila diketahui sejak awal, bisa diobati sampai sembuh," katanya.
BACA JUGA: Raja dan Permaisuri Keraton Agung Sejagat Resmi Jadi Tersangka
Sumitro mengakui kasus antraks yang terjadi di Kecematan Ponjong dan Semanu telah merenggut nyawa satu orang.
"Warga yang meninggal merupakan pemilik sapi positif antraks, karena ikut mengkonsumsi daging dan ikut membersihkan kandang," ujarnya.
Untuk pencegahan penyebaran antraks, Dinas Kesehatan menggandeng Dinas Pertanian dan Pangan untuk melakukan komunikasi dan edukasi pencegahan antraks kepada masyarakat.
"Kami juga telah membuat surat edaran kepada masyarakat kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi hewan yang sakit atau memasak daging harus dimasak secara matang," ucapnya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait