SOLO, iNews.id - Peninggalan Kerajaan Pajang menjadi bukti bahwa kerajaan itu pernah berjaya pada era tahun 1568-1587 masehi. Kerajaan Pajang merupakan kerajaan bercorak islam sebagai terusan Kerajaan Demak.
Peninggalan Kerajaan Pajang beberapa di antaranya masih dapat dilihat atau ditelusuri jejaknya. Pusat kekuasaan Kerajaan Pajang berada di daerah Pajang, Kota Solo. Kekuasaan Kerajaan Pajang mencakup Boyolali, Klaten, Tingkir, Madiun, daerah aliran Sungai Bengawan Solo, Kedu, Blora, Banyumas, Kediri, Surabaya dan Madura.
Berikut peninggalan Kerajaan Pajang yang masih dapat dijumpai:
1. Pasar Laweyan
Pasar Laweyan merupakan salah satu sentra penjualan batik. Laweyan dulu menjadi daerah perpindahan masyarakat dari Desa Nusupan karena banjir bandang akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo. Bandar Nusupan sebagai pelabuhan transit pada masa Kerajaan Pajang tetap dijalankan fungsinya meskipun warga pindah ke Laweyan.
Pada sisi lain, untuk mempermudah transportasi, dibangun bandar baru di Laweyan bernama Bandar Kabanaran. Sebagai pusat perdagangan, Pasar Laweyan dibangun tidak jauh dari lokasi Bandar Kabanaran untuk memudahkan trasnportasi.
Kemampuan membatik warga Laweyan diajarkan Ki Ageng Henis dari Kerajaan Pajang yang mulai bermukim di daerah ini sejak 1546 masehi untuk melakukan syiar agama Islam.
2. Bandar Kabanaran
Bandar Kabanaran berada di tepi Sungai Jenes, timur Masjid Laweyan. Pembangunan bandar untuk memudahkan arus lalu lintas dagang sekaligus mendukung roda perekonomian Kerajaan Pajang. Bandar Kabanaran dikunjungi pedagang yang mendistribusikan dagangannya menggunakan perahu.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait