"Bahkan pada waktu-waktu tertentu, bisa mencapai 900. Jadi tenaga dan infrastrukturnya disini lengkap kalau ditambah dengan alat tes genome squencing," katanya.
Keberadaan pusat pengecekan varian baru Covid-19 di Jateng itu lanjut Ganjar sangat mendesak. Pasalnya, dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Jateng, maka perlu diketahui apakah ada varian baru.
"Ini perlu kita ketahui, apalagi tadi di RS Paru Ario Wirawan saya mendapat laporan, ada usia 24 tahun, positif Covid-19 tanpa komorbid dan meninggal dunia. Ini kan perlu diketahui ada apa, ini jenis penyakit apa, sebahaya apa. Ini yang coba kita petakan. Mudah-mudahan ini terealisasi, sehingga treatmen kita nanti tidak keliru," katanya.
Sementara itu, Kepala B2P2VRP Joko Waluyo mendukung usulan Ganjar tersebut. Menurutnya, pihaknya siap dijadikan pusat pengetesan varian baru Covid-19 di Jateng.
"Kami siap, semuanya siap. Hanya memang kurang alatnya. Sebenarnya kami punya, tapi perlu dilengkapi dengan whole genome squencing. Alat kita sekarang ini masih parsial, jadi perlu nyambung-nyambung dan pengetesan memakan waktu lama," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait