Sementara di Desa Kedungpring, Kecamatan Kemranjen, banjir akibat luapan Sungai Gatel menggenangi ruas jalan nasional di jalur selatan Jateng sehingga arus kendaraan dari arah Yogyakarta dan sebaliknya harus berjalan secara bergantian karena tinggi genangan air sempat mencapai pinggang orang dewasa.
Dalam rekaman video yang beredar melalui WhatsApp, Kepala Desa Kedungpring Sugiono mengatakan banjir akibat luapan Sungai Gatel tersebut juga sempat masuk ke dalam gedung Kantor Desa Kedungpring.
"Kami pemerintah dapat segera melakukan normalisasi terhadap aliran Sungai Gatel karena ini (banjir) sudah dua kali terjadi, pada November 2020 dan sekarang di bulan Maret 2022," kata Sugiono.
Dalam kesempatan terpisah, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui BPBD setempat langsung turun ke lapangan untuk melakukan penanganan terhadap bencana banjir dan tanah longsor.
"Dari SAR sudah turun, TNI-Polri juga sudah turun. Kita sudah bergerak cepat, tinggal mengidentifikasi saja. Saya juga akan ke sana (lokasi bencana, red.)," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti mengatakan berdasarkan data sementara ada tiga titik pengungsian, yakni di Desa Pandak, Prembun, dan Gebangsari.
Menurut dia, jumlah pengungsi pada Senin (14/3) malam hingga Selasa (15/3) dini hari dilaporkan mencapai kisaran 6.000 warga namun saat sekarang sudah banyak yang kembali ke rumah masing-masing karena banjir berangsur surut.
Ratusan warga mulai mengungsi akibat banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Banyumas. Salah satu tempat pengungsian adalah Balai Desa Gebangsari, Kecamatan Tambak.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait