Sejumlah warga yang masih bertahan di rumah mengaku sangat kesulitan dan tidak nyaman dengan kondisi banjir yang terus merendam ini. “Rumah dan seluruh harta benda sudah terendam, tak ada yang bisa diselamatkan,” ujar Abidah.
Sementara, ribuan warga hingga kini menempati puluhan tempat pengungsian, seperti masjid, musala, sekolahan, gudang dan tempat lainnya.
Kondisi pengungsi terpaksa berdesakan tak ada penyekat. Pengungsi banyak yang menderita diare terutama bayi dan balita juga para manula.
Korban banjir sangat membutuhkan obat-obatan, minyak angin, salep gatal- gatal, popok bayi dan manula. Makanan tambahan balita dan anak-anak juga susu bayi masih sangat minim. Sebanyak 20.000 jiwa terdampak banjir di Pekalongan.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait