SALATIGA, iNews.id - Odelion Orchestra tampil di Recital Hall Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Grup musik asal Belanda ini membawakan lagu Bengawan Solo karya maestro keroncong Gesang.
Lagu membius dan memberikan pengalaman musik yang membekas bagi sivitas UKSW dan masyarakat umum yang hadir. Orkestra yang dipimpin Margriet Sjoerdsma, sanggup membius penonton yang hadir selama 90 menit.
Odelion Orchestra tampil dengan formasi lengkap terdiri atas Margriet Sjoerdsma (vocals, compositions, arrangements), Jeroen van Vliet (piano), Vera van der Bie (violin, vocals), Rani Kumar (viola, vocals), Annie Tångberg (cello, vocals), Maurits Woudenberg (trombone), Pablo Martínez (bass trombone), dan Romain Bly (french horn and trumpet).
Grup musik yang dikenal sebagai mutiara dari Belanda, sukses mewujudkan perpaduan unik dan eklektik dari dark pop, folk, musik klasik dan jazz yang intim atas inspirasi seniman Skandinavia. Margriet Sjoerdsma mendapatkan inspirasinya setelah menyendiri di sebuah pondok di Norwegia selama tiga bulan.
Tiga bulan menetap di Norwegia telah menginspirasinya menghasilkan lagu-lagu baru dengan tema personal namun sekaligus universal, misalnya keluarga, akar budaya, cinta kasih, dan pengampunan.
"Kami sangat senang bisa hadir di sini. Kami merasa sangat tersentuh dengan sambutan hangat yang diberikan," ungkap Margriet Sjoerdsma dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/6/2023).
Sajian musik 16 repertoar yang sebagian besar merupakan karya Margriet Sjoerdsma dan beberapa repertoar yang terinspirasi elemen musikal di Indonesia. Semuanya disajikan dengan melodi indah dan harmonis serta plot twist tidak terduga.
Lagu Bengawan Solo menjadi salah satu repertoar penting untuk menjalin hubungan saling pengertian antarnegara Indonesia dan Belanda.
Selain lagu Bengawan Solo, lagu Komang ciptaan Raim Laode tak luput dari sajian orkestra yang membuat adrenalin penonton kian memuncak dengan pengalaman emosional yang intens.
Penonton turut menyanyikan lagu yang sudah digubah grup yang dianugerahi Edison Audience Award Jazz atas Album Northern Lights yang diproduksi tahun 2021.
Sajian repertoar lain yang disuguhkan adalah Ghosttown, Won’t Be Coming Home, Three Stars, Getting Stuck, Blue Eyed Boy, Enslaved to the Grave, The Poet, Northern Lights, Take My Time and Count the Days, Lying Hearts, The Shape of a Heart, To Be Higher, Forgiveness, dan Brambles and Thorns.
Ketua Program Studi (Kaprodi) Seni Musik Dr Rachel Mediana Untung mengungkapkan perasaan gembiranya atas kedatangan Odelion Orchestra di UKSW.
"Ini merupakan privilege bagi kami karena musisi besar dapat hadir di Salatiga, khususnya di UKSW. Kedatangan mereka semakin memperkaya profil lulusan kami, sebab mereka akan membawa pengalaman ini kelak,” katanya.
Ia menuturkan, kegiatan ini merupakan jalinan kerja sama Prodi Seni Musik FBS dengan Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis di bawah naungan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Indonesia sejak kurang lebih 17 tahun lalu.
Dekan FBS Agastya Rama Listya menyambut hangat musisi yang hanya hadir di 3 kota di Indonesia yaitu Salatiga, Bandung, dan Jakarta.
"Kami merasa sangat beruntung Odelion Orchestra dapat hadir di Salatiga. Kami harap semua akan pulang dengan sukacita dan gembira,” katanya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait