Dengan modal uang sebesar Rp7 juta, dia belikan bibit porang berupa katak hanya mendapatkan satu kuintal .Bibit itu ditanamnya secara acak di bawah pohon durian.
“Di tahun pertama 90 persen gagal. Karena penasaran tahun kedua mencari bibit lagi, namun harganya sudah naik menjadi 130 ribu per kilogram dan barangnya tidak ada,” katanya.
Dia mengaku semakin penasaran karena tidak mendapatkan bibit . Kemudian dia merawat tanaman yang masih ada. Di tahun ketiga, dia mulai mempelajari dan berhasil. “Selain panen kataknya yang menempel di daun, saya juga panen umbinya yang ada di bawah,” ujarnya.
Heriyanto mengaku kaget harga katak di tahun ketiga sudah mencapai 250 -350 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan umbinya per kilogram mencapai Rp10.000
Dari situ lah Heriyanto mulai menggeluti tanaman porang. Di tahun ketiga ia mulai menanam porang besar besaran sampai sekarang.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait