"Ada sekitar empat kelompok monyet, koloninya masing-masing, dan jenisnya monyet ekor panjang, tapi jinak dengan manusia," kata Sigit.
Warga menjaga kearifan lokal di tempat tersebut dan tidak ada satu pun yang berani menebang pohon-pohon.
"Kami sudah bentuk pengelola desa wisata, pengembangannya kami bertahap, karena kami tidak serta merta membangun semua di situ karena balik lagi terkait dengan pendanaan. Tapi kami sudah bentuk pengelola, Pokdarwis, dan Perdes-nya, sehingga sudah terorganisasi dengan baik," katanya.
Terkait pengembangan pembangunan objek wisata Candi Batur ke depan, Sigit menyebut pihaknya akan terus melakukan pengembangan dengan tetap menjaga kesakralan yang ada di Candi Batur, sehingga eksistensinya tetap terjaga dengan baik secara alami.
"Ada wacana, tetapi tetap kami jaga kesakralannya sehingga eksistensinya tetap terjaga," ucapnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait