BMKG memrakirakan wilayah pegunungan tengah Jawa Tengah memasuki awal musim hujan pada September 2021. (Foto: Ilustrasi/Ist)

CILACAP, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memrakirakan wilayah pegunungan tengah Jawa Tengah (Jateng)  memasuki awal musim hujan pada September 2021. Prakiraan itu lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau kita lihat dari data bulan Agustus kemarin untuk wilayah Jateng bagian selatan serta pegunungan tengah Jateng khususnya Cilacap dan sekitarnya, memang ada beberapa wilayah yang curah hujannya melebihi 150 milimeter per bulan. Ukuran curah hujan saat musim kemarau 150 milimeter dalam satu bulan," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, Rabu (1/9/2021).

Dia mengatakan, beberapa wilayah di Kabupaten Cilacap yang curah hujannya lebih dari 150 mm pada bulan Agustus 2021, antara lain Nusawungu mencapai 163 mm dan Cilacap Utara 153 mm, sedangkan wilayah lain di bawah 150 mm, bahkan ada yang di bawah 100 mm.

Menurutnya, hal itu berarti bahwa secara umum untuk wilayah Cilacap dan sekitarnya telah melewati puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2021 karena curah hujannya lebih kecil dari bulan Juli.

"Kemungkinan juga akan lebih kecil dari bulan September. Curah hujan pada bulan September 2021 diprediksi berkisar 51-200 mm, artinya ada beberapa wilayah yang masuk awal musim hujan. Curah hujan di atas 150 mm/bulan berarti sudah masuk awal musim hujan," katanya.

Dia mengatakan wilayah yang diprakirakan memasuki awal musim hujan pada bulan September 2021 terutama di pegunungan tengah Jateng seperti sebagian Purbalingga dan sebagian Banjarnegara meskipun belum merata dan hanya di spot-spot tertentu.

Menurut dia, datangnya awal musim hujan tersebut lebih cepat dari biasanya yang berlangsung pada bulan Oktober. "Ini bukan pengaruh La Nina karena berdasarkan data, bulan September 2021 hingga Februari 2022 cenderung normal. Indeks La Nina maupun El Nino itu cenderung normal atau netral, sehingga tidak ada tanda-tanda kemungkinan terjadinya fenomena tersebut," ujarnya.

Namun demikian, dia mengatakan indeks-indeks lain seperti suhu permukaan laut masih tergolong hangat karena anomalinya berkisar 1-3 derajat Celcius di Samudra Hindia selatan Jawa sehingga berpotensi menyebabkan penguapan yang menimbulkan awan hujan.

Selain itu, kata dia, Dipole Mode Index (DMI) juga masih relatif tinggi karena di atas minus 0,4 sehingga masih berpengaruh signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Jawa khususnya Cilacap dan sekitarnya.

"Dengan demikian, prediksi curah hujan pada bulan September ini normal hingga di atas normal. Rilis resminya memang belum keluar, biasanya pertengahan September baru keluar namun dari pola curah hujan yang dikeluarkan untuk bulan September ini, terutama di wilayah pegunungan tengah curah hujannya diprediksi 151-200 mm, artinya sudah memasuki awal musim hujan," katanya.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network