Flyover Kretek sepanjang 700 meter di Paguyangan, Brebes menjadi momok bagi kendaraan berat karena kerap kecelakaan. (Foto: iNews.id/Yunibar)

BREBES, iNews.idKecelakaan maut yang kerap terjadi di Bumiayu tepatnya selepas Flyover Kretek Paguyangan, Brebes harus disikapi serius oleh pemerintah dan instansi terkait.

Sebab, dalam waktu tujuh bulan setelah dioperasikannya jembatan layang itu sudah terjadi dua kecelakaan besar yang merenggut 17 jiwa dan belasan luka-luka. Kecelakaan dengan korban jiwa terbanyak terjadi pada 20 Mei 2018. Saat itu, truk gula yang mengalami rem blong menabrak beberapa mobil dan motor serta pejalan kaki. Kecelakaan itu merenggut 12 jiwa.

Menyikapi kecelakaan tersebut, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memberikan tiga rekomendasi kepada pemerintah.

Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan mengatakan, ada tiga hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk mencegah terulangnya kecelakaan di Bumiayu. Pertama, untuk jangka pendek, KNKT akan mengundang Dirjen PT KAI untuk meminta izin jalur bawah agar bisa digunakan kendaraan berat di atas lima ton. “Kita (KNKT) akan berkoordinasi dengan PT KAI terkait izin jalur bawah pada Jumat lusa di kantor Kemenhub Jakarta,” kata Wildan, Rabu (12/12/2018).

Solusi kedua yakni jangka menengah, kata Wildan, KNKT meminta agar Kemenhub memindahkan Jembatan Timbang Ajibarang di Kabupaten Banyumas ke sisi jalur Purwokerto-Tegal. Sehingga setiap truk angkutan berat wajib masuk ke jembatan timbang. “Tidak seperti saat ini, truk dengan tonase berlebih bisa lolos dari jembatan timbang,” ucapnya.

Ketiga, kata dia, rekomendasi jangka panjang menekan kecelakaan maut KNKT meminta kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memperbaiki geometri turunan Flyover Kretek, Paguyangan yang dinilai terlalu panjang.

Diketahui, pembangunan Flyover Kretek yang digarap PT Adhi Karya sejak 2017 dengan anggaran Rp82 miliar. Proyek itu bertujuan untuk menghindari kemacetan panjang yang rutin terjadi tiap Lebaran karena pertemuan sebidang dengan jalur kereta api.

Namun pasca-dibangunnya flyover tersebut, tercatat sudah lebih dari 14 kasus kecelakaan dengan puluhan korban jiwa melayang akibat lepas kendali setelah melewati turunan yang panjang. Pemerintah melalui Kementerian PUPR sebenarnya sudah membuat beberapa antisipasi kecelakaan seperti membuat terapi kejut dan jalur penyelamat.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network