SEMARANG, iNews.id – Kesadaran masyarakat di Kota Semarang memilah sampah yang dihasilkan di setiap rumah tangga dinilai sudah sangat tinggi. Namun persoalan kegiatan memilah sampah seringkali harus berhenti begitu saja.
Penyebabnya, yang pertama karena masyarakat tidak banyak yang memahami, setelah sampah – sampah tersebut terkumpul akan dibawa kemana. Sedangkan kedua, keberadaan bank–bank sampah di Kota Semarang, masih sangat terbatas.
“Walaupun volume sampah yang terkumpul di tangan masyarakat sedikit, kami berkomitmen akan mengambil sampah–sampah terutama kategori anorganik dalam jumlah berapa pun,” kata Fitri Rizki A, penggerak @rapel_id, penyedia jasa aplikasi khusus untuk pengelolaan sampah, Jumat (26/11/2021)
Saat ini, @rapel_id sendiri sudah memiliki kurang lebih 20 kolektor yang bertugas untuk mengumpulkan sampah–sampah anorganik baik yang terkumpul melalui bank sampah atau dari rumah ke rumah, sesuai aplikasi yang telah digunakan. Fitri berharap hal ini akan mendapat respon positif dari masyarakat. Mengumpulkan sampah anorganik bisa menghasilkan income yang fantastis.
“Kami punya kolektor sampah yang pendapatannya mampu mencapai dua juta rupiah dari menjual sampah anorganik. Mekanismenya pun sangat mudah, masyarakat hanya tinggal foto sampah yang sudah terkumpul, kami langsung mendatanginya,” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait