SEMARANG, iNews.id – Usia senja bukan halangan untuk belajar membaca Alquran. Begitulah semangat yang para orang tua lanjut usia (lansia) mengikuti kegiatan di Pesantren Lansia Roodhiyatam Mardhiyyah, Jalan Dewi Sartika XIV C No 18 RT 09 RW 05, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Para santri tampak khidmat dan serius mengikuti kegiatan yang diajarkan di pesantren setempat. Bahkan di antara santri lansia ada yang belajar dari nol dengan keterbatasan yang dialami.
Santri lansia itu bernama Mbah Sukarti, perempuan lansia berusia 73 tahun. “Mbah Karti ini bekerja sebagai pemecah batu. Dia tidak pernah sekolah sehingga buta huruf,” ungkap Muntafingah, pembina yayasan sekaligus pengajar santri lansia, Sabtu (25/3)
“Di usia setua itu dia menyampaikan apakah dia bisa belajar Alquran. Kami sampaikan Insyaallah bisa. Alhamdulillah dia belajar dari nol dan sekarang bisa membaca Alquran,” ungkapnya.
Dia mengatakan, saat ini Mbah Karti sudah bisa hafal juz ama dalam waktu dua tahun. “Beliau belajar menghafal dari awal hingga sekarang sudah hafal juz 30,” ujarnya.
Lain ceritanya dengan Ratna, lansia berusia 77 tahun. Dia sudah dua bulan berada di Pesantren Lansia Roodhiyatam Mardhiyyah
“Saya sudah dua bulan di sini, saya senang sekali di sini, saya merasa semangat, segalanya untuk persiapan bekal menghadap kepada-Nya,” kata Ratna.
“Di sini belajar masalah fikih, Alquran, bagaimana mempersiapkan diri mencari bekal. Setiap hari ada jadwalnya. Saya ikut santri mukim, pesantren lansia kilat,”ujarnya.
Sebanyak 130 santri lansia mengikuti kegiatan di Pesantren Lansia Roodhiyatam Mardhiyyah. Selama bulan Ramadhan, para santri mengikuti pengajian, tausiah hingga semaan Alquran.
Selama mengikuti kegiatan di pesantren lansia, para santri diajarkan memahami rukun iman dan rukun Islam agar sisa usia mereka bisa bermanfaat.
Kebanyakan para santri berusia rata-rata 60-70 tahun yang mengikuti pesantren lansia belajar dari nol atau belum bisa membaca Alquran.
Muntafingah mengatakan, pesantren Ramadhan untuk lansia diselenggarakan dalam tiga bentuk yakni untuk membekali lansia dalam aspek jasmani, rohani maupun keterampilan/interaksi sosial.
“Program yang kita buat di pesantren Roodhiyatam Mardhiyyah ini ada tiga program utama, yakni program pesantren super camp atau pesantren kilat menginap, pesantren kilat tidak menginap. Kemudian program reguler yang setiap hari menginap di sini,” ujar Muntafingah.
“Bahkan sebelum Ramadhan, untuk yang menginap super camp Ramadhan untuk lansia Jumat Sabtu Ahad (Minggu), sedangkan untuk pesantren kilat umum Jumat Sabtu Ahad tanpa menginap,” ujarnya.
Dia mengatakan, para santri lansia dibekali dalam aspek pertama akidah, penanaman keimanan, dasar-dasar rukun iman, rukun islam, dasar-dasar ibadah seperti wudhu yang benar, sholat dan ibadah lainnya yang disesuaikan usia lansia atau istilahnya fiqih lansia.
“Harapan kami menjadi bekal lansia bukan hanya bulan Ramadhan tetapi pasca Ramadhan agar mereka bisa memaksimalkan usia mulianya agar lebih bermanfaat. Bagaimana mereka mempersiapkan diri untuk husnul khotimah kembali kepada Allah seperti nama pesantren Roodhiyatam Mardhiyyah. Kembali dengan ridho dan agar diridhoinya kemudian mudah-mudahan termasuk orang yang selamat masuk ke surga,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
lanjut usia Roodhiyatam Mardhiyyah perempuan lansia pesantren lansia kota semarang ramadhan santri buta huruf Membaca Alquran Rukun Iman
Artikel Terkait