Kemudian kelanjutan cerita rakyat Jawa Tengah asal-usul seni ukir Jepara, setelah menerima titah Sang Raja, Prabangkara melakukan persiapan. Sebelum melaksanakan perintah itu, Prabangka melakukan lelaku sebagai langkah awal. Lelaku itu berupa puasa tujuh hari, mutih atau makan tanpa rasa, ngrowot atau hanya makan buah-buahan, dan mendem atau makan makanan yang berasal dari tanah atau umbi-umbian. Setelah selesai melakukan lelaku, Prabangkara mulai melukis Sang Permaisuri.
Bagian per bagian tubuh permaisuri dilukis di atas kanvas yang ada. Dengan sepenuh hati, jiwa, dan raga, ia menyelesaikan lukisan itu. Setelah selesai, lukisan itu masih dilihat dan disempurnakan kembali supaya kelak Prabu Brawijaya puas dan bahagia menerimanya.
Saat Prabangkara sedang memperahatikan dan mengagumi lukisan Permaisuri tanpa busana yang dilukisnya, tiba-tiba tangan Prabangkara menyenggol alat lukisnya. Alat itu mengenai bagian tertentu dari lukisan dan meninggalkan noda.
Noda itu berusaha ia bersihkan namun tidak bisa hilang. Noda tersebut masih samar dan karena waktu yang terbatas, ia pun pasrah dan menyerahkan lukisan tersebut. Pada waktu yang sudah ditentukan Prabangkara menghadap Raja, Prabu Brawijaya sangat senang karena lukisannya indah dan persis seperti Sang Permaisuri.
Namun saat beliau sedang melihat lebih detail, tiba-tiba raut muka Prabu Brawijaya berubah. Wajah yang semula cerah menjadi merah padam. Hal itu mengagetkan semua yang hadir di tempat itu.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
cerita rakyat jawa tengah asal-usul seni ukir jepara kerajaan majapahit prabu brawijaya seniman prabangkara
Artikel Terkait