Menurutnya, di dalam sutra hati Sang Buddha menjabarkan bahwa hati bergejolak yang senantiasa berubah dan melekat itulah sesungguhnya sumber dari penderitaan melekat pada bahagia atau derita adalah dualisme dari hati.
Dia mengatakan, manusia awam senantiasa menginginkan dan mendambakan kebahagiaan namun tidak paham bagaimana menemukan kebahagiaan tertinggi.
Ia menjelaskan Buddha membabarkan semua dharma pada hakikatnya untuk mengobati penyakit batin.
Jika ingin mengubah nasib menjadi lebih baik ada baiknya belajar memahami dan membaktikan ajaran luhur bagaimana mengubah nasib dengan menata hati, membina batin, dan mencerahkan pikiran.
Rangkaian detik-detik Waisak ditutup dengan pradaksina oleh para biksu dan umat Buddha, yakni berjalan mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali.
Editor : Ahmad Antoni
Umat buddha candi borobudur detik-detik waisak Kabupaten Magelang pradaksina pemukulan gong biksu sang buddha
Artikel Terkait