DPRD bersama Pemprov Jateng konsen terhadap budaya kesenian tradisional, karena merupakan akar sejarah dan warisan leluhur, sehingga upaya ‘nguri-uri’ budaya merupakan bentuk sosial sebagai modal untuk menjaga, mempertahankan serta melestarikan budaya tradisional.
Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu hingga saat ini banyak sektor perekonomian yang terdampak, tidak hanya pariwisata, perhotelan, industri, namun seni dan budaya, banyak seniman yang ikut terpuruk tidak memperoleh job pementasan.
“Namun, di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang ini para seniman masih dapat berupaya dengan memperoleh penghasilan dari bertani, mengingat selama ini para seniman di daerah itu juga sebagai petani komoditas pangan,” kata Umar.
Menurutnya, seniman di Wonolelo selalu memiliki cara kreatif untuk menyikapi keadaan atau kahanan. Panggung sederhana ini merupakan awal kebangkitan kembali kreativitas mereka.
Desa Wonolelo, tutur Umar, merupakan gudang seniman. Desa dengan 18 dusun ini memiliki sebanyak 40 jenis tari, hampir setiap dusun mempunyai seni tari lebih dari dua jenis.
Dia mengatakan, dengan mulai adanya kelonggaran bisa manggung, seniman bisa berkreasi lagi meski dengan keterbatasan waktu, namun ini sebagai tanda-tanda kebangkitan kembali kesenian tradisional yang ditunggu-tunggu para seniman.
Editor : Ahmad Antoni
kesenian tradisional Seni tari negeri kahyangan Kabupaten Magelang mnc trijaya fm komisi c dprd pandemi Covid-19 seniman dprd jateng pemprov jateng
Artikel Terkait