Warga Desa Pagerdawung, Kecamatan Ringinarum, Kendal, Jawa Tengah (Jateng) mempunyai cara unik untuk bergotong royong membantu warga terdampak Covid-19. (Foto: iNews/Eddie Prayitno)

SEMARANG, iNews.id - Program Jogo Tonggo yang digelorakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam penanganan kasus corona baru (Covid-19) perlu dipertanyakan. Apalagi ada program yang tidak tepat waktunya.

Anggota Fraksi PKB DPRD Jawa  Tengah Achmad Fadlun mengatakan, pogram yang dijalankan Dinas Kesehatan Jateng belakangan terlihat tidak sesuai harapan, karena pelaksanaannya tidak sesuai jadwal alias tak relevan dengan situasi yang ada. 

"Makin tidak masuk akal program yang tidak time table tersebut tetap dieksekusi. Tentu kondisi ini membuat anggaran yang disediakan menjadi semacam mubazir, hingga menjadikan program tidak efektif," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/6/2020).

Dalam program itu, kata dia, ada bantuan kepada desa senilai Rp 10 Juta. Bentuknya, berupa barang, yaitu sprayer, thermogun, masker, baju coverall, sepatu boot, dan desinfektan.

Program itu disalurkan ke desa, melalui Dinas Kesehatan Kabupaten mulai tanggal 10 Juni hingga 30 Juni 2020. 

"Dengan situasi terkini, tentu program yang dijalankan itu malah jelas tidak bermanfaat, barang akan mubazir, dan saya berkeyakinan akan menumpuk saja di desa," kata anggota Komisi E DPRD Jateng itu.

Gus Fadlun, panggilan akrabnya  tak memungkiri, anggaran untuk program ini memang semacam dadakan, karena baru dimunculkan saat virus ini menyebar di Jawa Tengah.

"Meski dadakan, dan bisa dimaklumi tentunya anggaran yang ada harus benar-benar tepat sasaran, tepat manfaat, dan ada rasa keadilan bagi semua masyarakat," ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Dengan jumlah desa di Jawa Tengah sebanyak 7.809 desa, maka dengan anggaran tiap desa Rp 10 juta, maka anggaran yang dikeluarkan Rp78.090.000.000. Sebuah angka yang tidak kecil, dan akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk pemberdayaan masyarakat, atau penguatan usaha kecil demi keberlangsungan usaha mereka.

"Pertanyaannya untuk apa barang kesehatan itu baru disalurkan sekarang? Apalagi katanya sudah akan memasuki tahap New Normal. Barang itu mestinya disalurkan pada bulan Maret atau April saat Pandemi merebak. Hari ini, yang dibutuhkan recovery ekonomi, modal dagang, sembako murah, hingga recovery pendidikan," bebernya.

Karena program ini terlihat mengada-ada, Fadlun mendesak harus ada tim yang memeriksa program ini, cara pengadaannya dan sebagainya. DPRD tidak bertanggungjawab atas program ini.

  “Sedari awal DPRD, Pimpinan, Rapat Banggar, bahkan di Rapat Bamus pun sudah mengingatkan, bahwa program yang ada harus tepat guna, dan bermanfaat sesuai kebutuhan rakyat. Jangan sampai kemudian ada program yang ngoyo woro dan mubazir,” katanya.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network