“Ilmu titen, kebiasaan-kebiasaan di kampung, kalau alat macet itu bisa efektif. Misalnya, iki udan terus ra mandek-mandek, maka kita tahu kemana harus bergerak,” ujarnya.
Di Jawa Tengah, berdasar data BPBD Jawa Tengah, hingga September 2022 ini telah terjadi 1.550 bencana, mayoritas tanah longsor, angin kencang dan banjir.
Pada apel tersebut diikuti berbagai instansi termasuk relawan. Di antaranya; TNI, Polri, Basarnas, SAR Daerah Jawa Tengah, Tagana, PBNU, Baznas Jateng, PMI Jawa Tengah, Senkom, hingga BPBD. Selain itu, tampak pula di barisan apel adalah relawan bencana yang berangkat dari difabel.
“Saya ikut sejak tahun 2017, biasanya ikut di dapur umum, ikut juga assesment,” kata Alip, warga Jatingaleh Kota Semarang, salah satu difabel yang ikut jadi relawan bencana.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait