MAGELANG, iNews.id - Kasus kekerasan yang terjadi di pondok pesantren (ponpes) harus menjadi perhatian bersama, khususnya bagi kalangan pondok pesantren. Apalagi, jumlah ponpes saat ini semakin banyak, diikuti makin meningkatnya jumlah santri.
"Sebenarnya pondok pesantren ramah anak, itu sudah ada. Akan tetapi memang dengan pertumbuhan pondok-pondok pesantren yang baru, ini perlu disampaikan lagi, perlu ditegaskan lagi, dan langkah antisipasi itu lebih baik daripada penanganan," kata Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen usai menghadiri Halalbihalal Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jateng, di Pondok Pesantren API Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang, Sabtu (20/5).
Dia mengatakan, bertemu RMI dirasa tepat untuk menyampaikan persoalan kekerasan yang terjadi di pondok pesantren. Sebab, RMI merupakan organisasi yang membawahi pondok pesantren, di mana di dalamnya ada Madrasah Diniyah.
"Saya rasa ini tepat untuk kita sampaikan kepada kawan-kawan pondok pesantren untuk merumuskan," ujar pria yang akrab disapa Gus Yasin ini.
Selama ini, kata dia, sebagian besar pondok pesantren hampir tidak pernah menolak dalam menerima santri. Pada proses skrining penerimaan santri, baru ada kerja sama dengan BNN untuk pencegahan penyalahgunaan napza.
Editor : Ahmad Antoni
wagub jateng taj yasin maimoen kh maimoen zubair gus yasin kasus kekerasan pondok pesantren API Syubbanul wathon pwnu jateng
Artikel Terkait