Perajin di Desa Babalan Lor, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan saat beraktivitas membuat tempe. Foto: iNews/Suryono Sukarno.

Sementara, Mohammad Hadi salah seorang perajin tahu mengatakan, kenaikan harga kedelai dari Rp8.000 sampai Rp11.000 merupakan kenaikan tertinggi. Untuk bertahan agar tetap mendapat untung, dirinya memperkecil ukuran tahu pada tiap papan. 

“Tiap papan yang biasanya berisi 80 tahu, kini diperkecil ukurannya sehingga bisa 90 tahu,” kata Hadi. 

Sementara perajin tidak berani menaikkan harga tahu per biji karena takut pembeli kabur. Pengurus Paguyuban Kampung Tahu Siswandi mengatakan, kini hanya tersisa tujuh perajin tahu dan tempe di desanya. 

Sedangkan semula jumlahnya mencapai 30 perajin saat harga kedelai tidak tinggi. Mereka kini beralih pekerjaan karena selalu rugi menjual tahu dan tempe. 

“Kami berharap pemerintah mengerti apa yang dialami para perajin tahu tempe atas kenaikan harga kedelai impor,” ujar Siswandi. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network