Slogan Pantang Mundur yang selalu terpatri pada jiwa setiap prajurit Raider seakan menjadi pemicu semangat Sunawan memberanikan diri terjun menekuni bisnis kuliner di Kota Semarang. Prajurit Raider yang pernah mengikuti misi perdamaian Unifil di Lebanon pada tahun 2018 ini, berharap adanya wedangan Omahe Dewe bisa menjadi jembatan bagi orang-orang berasal dari desa yang tinggal di kota tak harus pulang ke kampung untuk menikmati masakan khas desa.
Sementara, kecintaannya terhadap kuliner sudah muncul sejak dia berada di bangku sekolah, STM Muhammadiyah 1 Wonosari Gunungkudul. Selama mengeyam pendidikan di STM, James hidup mandiri dengan indekost. Dari situ, ia mulai mengenal urusan dapur. Karena harus masak sendiri. “Saya suka masak ya mulai saat kost. Ketika saya sekolah di STM Muhammadiyah Gunungkidul. Banyak lah yang dimasak,” ujarnya
Saat di STM, ia selalu masuk 3 besar ranking di kelas 1, 2 dan 3. Lulus dari STM, pria kelahiran Gunungkidul 22 September 1987 ini kemudian masuk TNI pada tahun 2008 hingga menjadi prajurit Yonif Raider 400/BR. Selama menjadi prajurit raider, selain mengikuti misi perdamaian Unifil di Lebanon, ia juga pernah bertugas di Papua pada tahun 2015 dan 2020.
Dari tempaan di masa sekolah hingga rutinitas latihan fisik di Mako Yonif Raider 400/BR, James secara pelan-pelan mulai menekuni bisnis kuliner dengan mengusung konsep tradisional Jawa, baik menu masakan maupun desain tempat wedangan.
Menu-menu yang disajikan di Omahe Dewe memang serba tradisional dan beraroma pedesaan, seperti nasi berkat. Nasi berkat ini disajikan cukup unik, yakni dengan dibungkus pakai daun jati dan isinya nasi, bihun, srundeng, oseng-oseng tempe, lombok hijau dan daging sapi.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait