Selain itu, periksa ulasan dan reputasi dari pengguna lain. Aplikasi atau situs web yang terpercaya biasanya memiliki rating tinggi dan banyak ulasan positif. Hindari menggunakan aplikasi yang memiliki banyak keluhan terkait transaksi yang gagal atau layanan yang tidak responsif.
Anda juga bisa melihat apakah aplikasi atau situs tersebut memiliki layanan pelanggan yang jelas, seperti nomor kontak atau email resmi. Jika tidak ada informasi kontak yang bisa dihubungi, ada kemungkinan layanan tersebut kurang dapat dipercaya.
3. Hindari Pembelian Melalui Pihak Tidak Jelas
Beberapa orang mungkin menawarkan penjualan token listrik melalui media sosial atau grup pesan dengan harga yang lebih murah dari pasaran. Meskipun terlihat menguntungkan, pembelian melalui pihak yang tidak resmi sangat berisiko.
Salah satu risiko terbesar adalah penipuan. Ada banyak kasus di mana pembeli sudah membayar, tetapi token listrik yang dijanjikan tidak pernah dikirim. Selain itu, ada juga kemungkinan mendapatkan kode token palsu yang tidak bisa digunakan untuk mengisi ulang listrik.
Untuk menghindari hal ini, selalu beli dari penyedia yang memiliki sistem transaksi yang jelas, baik itu melalui situs resmi, aplikasi pembayaran terpercaya, atau toko yang memiliki izin usaha. Jangan tergiur dengan harga lebih murah jika sumbernya tidak dapat dipastikan keamanannya.
4. Periksa Bukti Transaksi dan Pastikan Token Masuk ke Meteran
Setelah membeli token listrik, langkah berikutnya adalah memeriksa bukti transaksi. Setiap pembelian resmi akan menghasilkan struk atau notifikasi digital yang berisi kode token 20 digit, jumlah pembayaran, dan nomor pelanggan.
Editor : Rizqa Leony Putri
Artikel Terkait