SEMARANG, iNews.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah menetapkan status waspada kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD). Status ini ditetapkan menyusul meningkatnya kasus DBD selama sebulan terakhir.
Dari data Dinkes Provinsi Jateng, selama Januari terdapat 1.250 kasus DBD yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota. Dari angka itu, 12 orang di antaranya meninggal dunia. sebagian besar merupakan anak-anak usia 5 hingga 15 tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan, untuk mencegah dan menangani kasus DBD, Dinkes memberlakukan status waspada kejadian luar biasa (KLB). “Dinas Kesehatan Jawa Tengah telah melakukan penanganan dan pencegahan dengan cepat. Penanganan dilakukan sama persis dengan penanganan KLB di antaranya respons cepat pengobatan dan mendirikan pos-pos di setiap desa,” katanya, Jumat (1/2/2019).
Dia juga meminta masyarakat aktif melakukan pemberantasan jentik nyamuk dan mengaktifkan pencegahan dengan menurunkan petugas jumantik atau juru pemantau jentik nyamuk.
Yulianto Prabowo mengakui, jumlah kasus DBD di provinsi ini pada Januari meningkat drastis. Menurutnya, tren kenaikan kasus biasanya memang terjadi pada Januari hingga Februari dan akan turun pada Maret hingga April. “Kenaikan kasus DBD ini sudah menjadi siklus tahunan karena berbarengan dengan puncak musim penghujan,” katanya.
Yulianto menyebutkan, hingga akhir Januari lalu, setidaknya sudah ada 1.250 kasus DBD yang terkonfirmasi di beberapa kabupaten dan kota. Kasus tertinggi terjadi di Sragen dengan 200 kasus, disusul Grobogan (150), Pati (87), Jepara (78), Blora (75), Purbalingga (76), Cilacap (71), dan Boyolali (51). “Wilayah yang cukup tinggi kasus DBD berada di wilayah Jawa Tengah bagian timur dan bagian barat,” ujarnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait