"Almarhum adalah pendekar yang suka berpenampilan gondrong, mengikuti gurunya, yaitu KH Maksum Jauhari (Gus Maksum) Kediri. Hanya ketika haji, tahun 2017 beliau, memangkas rambutnya," ujarnya.
Semasa muda, pesilat yang menempuh pendidikan tinggi di IAIN Walisongo ini aktif di organisasi NU. Di antaranya adalah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda Ansor, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
"Usai lulus kuliah dan menikah, beliau mengabdi menjadi pengurus NU mulai tingkat Ranting, Majelis Wakil Cabang (tingkat kecamatan), hingga Pengurus Cabang NU Kota Semarang," katanya.
Semasa hidup, almarhum dikenal penyayang, dermawan, dan ikhlas membantu terhadap semua kalangan. Dia juga konsisten berdakwah melalui majlis taklim dan membina takmir masjid untuk memakmurkan masjid-masjid di Semarang Barat dan sekitarnya.
"Selamat jalan, Abah. Semoga diampuni semua salah dan dosanya, diterima semua amal baiknya. Dan mendapat rahmat Allah SWT," ujar salah satu murid Abah Hendro itu.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait