"Sementara di pengadilan, jaksa, dan pengacara hanya melakukan studi berkas. Kami berusaha membantu anak-anak yang sebenarnya bisa diselamatkan. Mereka terjerumus melakukan tindakan melawan hukum. Dalam proses pengadilan, banyak yang merasa bersalah dan mengambil hikmahnya sebagai pelajaran. Kami juga mengajak orang tua mereka mendampingi proses anaknya di pengadilan," ujarnya.
Anak-anak yang terjerumus itu perlu mendapat perlindungan agar bisa kembali menjadi baik. Namun bagi yang sudah punya bakat dan niat, kata Rizky, hukuman itu justru makin menambah mereka jadi lebih profesional.
Nurlaila Yuka Mujrisa dari Sahabat Kapas Solo mengatakan, semula coaching clinic untuk mendampingi anak-anak yang berhadapan dengan hukum itu masih sebatas di Puspaga dan BAPAS di Jawa Tengah. "Namun kemudian berkembang hingga luar Jateng. Aceh dan Papua pun bergabung," kata Mujrisa.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait