Kenapa dinamakan Kota Salatiga, Kantor Wali Kota Salatiga tampak dari depan. Foto: Tangkapan layar YouTube.

Kenapa dinamakan Kota Salatiga, prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum tentang suatu tanah perdikan atau swatantra bagi Desa Hampra di wilayah Trigramyama yang diberikan Raja Bhanu untuk kesejahteraan rakyatnya. Tanah perdikan dikenal pula dengan sebutan sima. 

Tanah ini biasanya akan diberikan oleh raja kepada daerah tertentu yang benar-benar berjasa kepada kerajaan atau secara sukarela mendirikan bangunan suci keagamaan. Daerah tersebut selanjutnya menjadi daerah otonom yang dibebaskan dari pajak. Daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan pada zaman pembuatan prasasti adalah daerah Salatiga saat ini. 

Untuk mengabadikan peristiwa itu, Raja Bhanu menulis dalam prasasti Plumpungan kalimat Srir Astu Swasti Prajabhyah yang berarti semoga bahagia, selamatlah rakyat sekalian. Melalui prasasti Plumpungan, dapat diperkirakan bahwa daerah Salatiga dulu berada di bawah otoritas Kerajaan Mataram. 

Di sisi lain, Raja Bhanu yang disebutkan dalam prasasti Plumpungan belum dapat diketahui hubungannya dengan Kerajaan Mataram. Para peneliti menyatakan bahwa seseorang yang mendirikan bangunan suci merupakan seorang bangsawan. 

Informasi lain yang disampaikan melalui prasasti Plumpungan menunjukkan adanya komunitas Buddha di Salatiga. Lebih dari itu, masyarakat Salatiga juga telah mengenal organisasi kemasyarakatan dalam bentuk kerajaan, meskipun wilayah Salatiga bukan merupakan pusat kerajaan.

Kenapa dinamakan Kota Salatiga, juga diperkirakan berasal dari perkembangan nama Dewi yang disebutkan dalam prasasti Plumpungan, yaitu Siddhadewi. Siddhadewi dikenal dengan nama Dewi Trisala. Nama Trisala kemudian dilestarikan di tempat dewi ini dipuja. Lokasi tersebut dinamakan Tri-Sala, yang berdasarkan kaidah hukum bahasa bisa berbalik menjadi Sala-tri atau Salatiga.

Kenapa dinamakan Kota Salatiga, ternyata juga ada cerita rakyat yang menjadi latar belakangnya. Konon, nama Salatiga tak lepas dari kisah Ki Ageng Pandanaran yang merupakan Bupati Semarang, Pangeran Mangkubumi dengan gelar Sunan Bayat atau Sunan Tembayat. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network