JAKARTA, iNews.id – Sejumlah daerah di Indonesia masuk musim hujan lebih awal jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bahkan hampir seluruh wilayah di Indonesia atau 60 persen dari zona musim wilayah sudah memasuki musim hujan.
Namun menurut Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto, awal masuk musim hujan di Indonesia juga tidak bersamaan, ada yang masuk lebih awal di beberapa daerah.
BMKG mencatat pada awal September 2022 yang lalu sebanyak 114 zona Musim sudah masuk musim hujan, selanjutnya di Bukan Oktober ini bertambah lagi menjadi 175 zona masuk musim hujan.
"Kemudian di Bulan November lagi akan bertambah lagi 128 zona Musim, sehingga kalau kita lihat saat ini posisinya adalah 60 persen sudah memasuki zona Musim hujan dari 699 zona Musim yang ada," kata Guswanto dalam Market Review IDXChannel, Selasa (11/10/2022).
Dari total zona musim yang sudah masuk musim hujan saat ini setidaknya terdapat 47 persen atau sekitar 325 zona musim itu maju, atau lebih cepat didatangi musim hujan.
Dia menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan musim hujan datang lebih cepat, seperti adanya dinamika atmosfer yang menentukan iklim global.
"Dari faktor iklim global, kita melihat adanya fenomena LaLina moderate dengan nilai -0,76, ini secara umum memberikan latar belakang atmosfer yang lebih basah," katanya.
Sedangkan untuk Indian Ocean Dipolemode (IOD) menurutnya saat ini berada di angka -0,67, hal tersebut menunjukkan bahwa di wilayah barat Indonesia cenderung mendapatkan air yang siginifikan.
"Kalau kita lihat perbandingan, sejak tahun 2020,2021, dan 2022 Indonesia sepertinya bisa saya sampaikan panen hujan, artinya walaupun kemarin kita menyebut ada musim kemarau, April-September itu kemarau basah," ujar Guswanto. "Inilah yang menyebabkan kenapa beberapa wilayah maju ke periode lebih awal," ujarnya.
Selain itu, majunya musim hujan tersebut juga di dorong oleh faktor regionalnya. Untuk diketahui di wilayah Barat Indonesia, dikatakan Guswanto terjadi akitivitas gelombang atmosfer.
"Ini juga memberikan sumbangan secara periodik, tapi yang lebih menandakan adalah SST (Sea Surface Temperature) di wilayah Indonesia sampai saat ini masih memiliki sifat lebih hangat dibandingkan wilayah sekitar Indonesia, itulah yang membuat mengapa wilayah itu maju (musim hujan)," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait