Ancaman di dunia siber tidak dikategorikan sebagai ancaman nonmiliter atau militer, tapi disebut ancaman hybrid. Bisa mengancam kontrol informasi, kemudian spionase, dan sabotase.
Dirinya menekankan pentingnya literasi di ruang siber bagi masyarakat, terutama di kalangan para pelajar. Harapannya mereka sadar adanya ancaman-ancaman tersebut.
Dirinya mengambil contoh, di dunia nyata ada istilah taktik devide et impera pada masa penjajahan. Taktik ini bisa saja dilakukan di ruang siber karena masifnya informasi yang diterima masyarakat sebagai pengguna.
"Jadi kesadaran itu yang sebenarnya ingin kita bangun, terutama sangat efektif melalui pelajar. Karena ruang siber ini dunia baru, harus diberikan pemahaman supaya bisa beradaptasi, baik dari sisi budaya dan sebagainya. Termasuk mencari ilmu pengetahuan dan teknologi di ruang siber juga perlu literasi," tuturnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait