“Ini luar biasa, perputaran uangnya bisa mencapai Rp400 juta hingga Rp500 juta. Ini tergantung produksi tenaga kerjanya, semakin banyak produksi omsetnya semakin banyak,” katanya.
Pemilik IND Shuttlecock, Ahda Al Faizu (35) menyatakan, kepiawaian membuat shuttlecock sebelumnya menjadi karyawan di salah satu home industri yang sama di Malang, Jawa Timur.
“Saya punya tekad dan cita-cita, akhirnya saya pulang ke Batang dan memproduksi kecil-kecilan. Alhamdulilah shuttlecock diterima di pasaran,” ujar Ahda.
Dirinya kini memilki sepuluh tenaga kerja. “Awal marketnya, saya mempromosikan shuttlecock di website dan karena sudah terkoneksi orang Amerika. Pertama permintaan dari Malaysia dan percaya dengan produk saya. Produk shuttlecock saya di Malaysia malah dibeli orang Jakarta,” ucapnya.
Setelah tahu produk dalam negeri, konsumen itu menghubungi dirinya. Setelah itu, ia mulai memproduksi dengan jumlah banyak sesuai permintaan.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait