Dhania (berkerudung merah) bercerita pengalamannya termakan propaganda ISIS melalui medsos. (Ist)

Rata-rata isinya tentang cerita kehidupan di wilayah ISIS yang begitu indah dan menyenangkan. Seperti; pendidikan gratis, fasilitas kesehatan gratis, kehidupan yang adil. “Pokoknya, negeri yang diberkahi. Saya ketika itu langsung percaya,” lanjut Dhania.

Akhirnya, bersama keluarganya, termasuk beberapa saudara-saudaranya, mereka nekat meninggalkan Indonesia “berhijrah” ke wilayah ISIS di Suriah. Ternyata, sesampainya di sana, yang didapati bertolak belakang dengan apa yang disebutkan di media-media sosial tadi. 

Bersusah-payah, Dhania dan keluarganya akhirnya bisa kabur dari wilayah ISIS sebelum kemudian dievakuasi oleh tim dari Pemerintah Indonesia pada Agustus 2017.  

“Jadi pesannya, ketika menemukan informasi apapun selalu teliti kembali dari sumber yang lain atau orang yang lebih paham,” tutup Dhania yang ketika itu hadir pula Nailah, kakaknya. 

Hari ini, Dhania aktif menulis berbagai artikel termasuk mengisi berbagai kegiatan untuk edukasi anak-anak muda agar tidak tergelincir sepertinya. Selain itu, Dhania juga sedang merintis bisnis.

Narasumber lain pada kegiatan itu, Joko Tri Harmanto alias Jack Harun, mantan narapidana terorisme (napiter), menyebut untuk membendung radikalisme dan terorisme semua komponen harus bersama-sama, mulai dari pemerintahan, dunia pendidikan hingga masyarakat. 


Editor : Ahmad Antoni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network