Dari informasi yang dihimpun, ritual buka luwur Syech Maulana Ibrahim Maghribi atau Ki Ageng Pantaran yang sudah menjadi budaya ini, dilestarikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Tradisi ini dinilai sebagai tinggalan budaya yang adiluhung.
Ki Ageng Pantaran merupakan tokoh penyebar agama Islam yang hidup di zaman kerajaan Demak Bintoro. Jasa Ki Ageng Pantaran banyak dikenal masyarakat lereng Gunung Merbabu.
Selain dikenal sebagai penyebar agama Islam, Ki Ageng Pantaran juga tokoh pejuang bagi masyarakat. Perjuangan Ki Ageng Pantaran melakukan syiar agama Islam tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Meski demikian, Ki Ageng Pantaran tetap berjuang untuk mengajarkan Islam kepada masyarakat.
Setelah pemeluk agama Islam bertambah banyak, kemudian Ki Ageng Pantaran mendirikan masjid di tempat itu. Masjid itulah yang disebut masjid Pantaran yang artinya seusia (sepantaran) dengan pembangunan masjid Demak Bintoro.
Tak hanya itu, Ki Ageng Pantaran juga berhasil merubah daerah tersebut yang semula gersang menjadi makmur. Itu terjadi setelah Ki Ageng Pantaran bersama salah seorang pertapa berhasil menemukan mata air besar di gunung Merbabu.
Mata air besar itu kini dikenal dengan nama grojokan Sipendok yang airnya mengalir jernih. Kini grojokan Sipendok menjadi destinasi wisata yang dikenal masyarakat luas.
Editor : Ahmad Antoni
Ki Ageng Pantaran kabupaten boyolali kabupaten semarang agama islam penyebar agama Islam lereng gunung merbabu kerajaan demak mata air gunung merbabu
Artikel Terkait