Margono menceritakan, penyakit stroke yang diderita putrinya berawal karena sang putri sering mengeluh pusing-pusing. Firda juga sempat mengalami koma selama dua bulan.
“Awal mula dia sakit ketika setelah shalat subuh, tau-tahu menjerit terus muntah dan mimisan. Selanjutnya saya bawa di rumah sakit swasta di Sukoharjo tapi tidak ada perubahan. Sehingga pindah rumah sakit lain di Solo dan dioperasi. Kata dokter pembuluh darah di otaknya pecah,” katanya.
Saat ini, kata dia, putri kesayangannya menjalani perawatan di rumah. Selain itu juga kontrol setiap sebulan sekali di rumah sakit.
“Kalau kontrol harus pakai ambulans. Sementara di rumah menjalani terapi sendiri. Saya latih mulai dari duduk sampai bisa merambat jalan. Latihan banyak bergerak, supaya cepat berjalan kembali,” ujar Margono.
Motivasi terus diberikan Margono kepada putri kesayangannya. Selain merawat dan melatih berjalan di rumah, sang ayah juga berusaha membangkitkan daya ingat Firda yang belum 100 persen pulih.
Salah satunya dengan mengantarkannya ke tempat latihan taekwondo, di Mahameru Indonesia Dojang Gonilan, Sukoharjo.
“Saya terus beri motivasi kepadanya. Kalau pengin ke tempat latihan taekwondo saya antar untuk melihat teman-teman latihan. Tapi itu sesuai keingananya,” ujar dia.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait