Aiptu Andi Surwano saat memulasarakan jenazah tetangganya yang terpapar Covid-19 di Perum Graha Sendangmulyo Tembalang, Semarang. (foto: Istimewa)

SEMARANG, iNews.id - Aksi yang dilakukan anggota Sat Samapta Polrestabes Semarang, Aiptu Andi Surwano patut diapresiasi. Dia memberanikan diri memulasarakan jenazah terpapar Covid-19 yang merupakan tetangganya di Perum Graha Sendangmulyo Tembalang, Semarang.

Aiptu Andi menjadi garda terdepan dalam pemulasaraan jenazah karena tidak ada tetangganya yang berani.

Kasubnit Pam Obvit Satsamapta Polrestabes Semarang ini hanya menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa jas hujan, jaket polisi hijau, sarung tangan, face shield saat memandikan jenazah.

Tidak ada satu pun warga yang ikut mendampingi pemulasaraan, kecuali modin setempat. Dia mengatakan jenazah tersebut baru saja meninggal di rumah dan tidak satu pun yang tahu jika terpapar Covid-19.

Saat di bawa ke rumah tetangganya tersebut divonis terpapar Covid-19. "Saat dipulangkan dari rumah sakit ke rumah. Warga tidak ada yang berani. Pak modin tidak mempunyai teman. Akhirnya saya diundang," kata Andi, Senin (5/7/2021).

Awalnya, dia harus beradu argumen dengan istrinya saat memulasarkan jenazah Covid-19. Namun dirinya bisa meyakinkan istrinya untuk menolong memulasarakan jenazah 

"Awalnya saya ribut sama istri karena takut terpapar saat memandikan jenazah. Tapi saya bilang yang saya lakukan untuk menolong orang," ujarnya.

Berbekal ilmu pemulasaran jenazah Covid-19 yang dimiliki, dia memberanikan diri. "Saya menggunakan APD dirangkap  jas hujan, dirangkap jaket polisi, sepatu boot saat memandikan jenazah,” kata Andi.

“Masker saya rangkap tiga, pakai face shield juga. Yang saya tidak punya itu sarung tangan, maka saya lalu meminta tetangga yang merupakan petugas Puskesmas," katanya.

Dia  telah mengetahui banyak risiko yang harus dihadapinya saat memulasarakan jenazah. Dirinya dengan telaten memandikan jenazah.

"Saya bermodal semprotan buat burung, lalu saya isi dengan cairan disinfektan. Secara aturan tidak boleh dimandikan. Tapi Mudinnya minta dimandikan, maka saya mandikan," ujarnya.

Andi telah mengetahui risiko yang dihadapi saat menjadikan jenazah.Dirinya harus mengkarantina setelah melakukan pemulasaraan.

"Saya tidak langsung pulang ke rumah setelah memandikan  jenazah. Saya mandi di rumah yang satunya dan baju saya beserta jas hujan langsung saya rendam detergen. Ya begitulah risikonya," ujarnya.

Dia mengatakan, setelah jenazah dimandikan, lalu dimakamkan ke Demak. Jenazah itu diangkut menggunakan mobil PMI."Saya meminta doa agar saya kuat dapat membantu masyarakat," katanya.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network