Indonesia mempunyai ilmuwan-ilmuwan terbaik dan diakui oleh dunia, salah satunya Prof Sedyatmo. (Foto: Kementerian PUPR)

Memiliki bekal kemampuan bermain gitar yang mengesankan, ia juga kemudian bergabung dengan kelompok musik. Ketertarikannya pada dunia seni itu tidak lantas datang begitu saja. Sedari kecil ia sangat menyukai karya-karya seni tradisional terutama Gending Jawa dan Wayang. Bima dan Gatotkaca adalah tokoh idolanya.

Maka dari kedua tokoh hebat tersebut, kemudian Sedyatmo memupuk sifat keberanian, kegigihan, semangat perjuangan, ketabahan, kesediaan berkorban, pengabdian, cita–cita, kecintaan kepada bangsa dan tanah air serta keimanan kepada Tuhan.

Setelah menamatkan pendidikan di MULO, ia melanjutkan pendidikan di Algemene Middel-bare School (AMS), pendidikan setingkat SMA di Yogyakarta. Ketika menempuh pendidikan di AMS ia sering menjadi juara di arena olahraga.

Namun ia tidak selalu sukses mendapatkan hal yang diinginkannya. Pada 1930 saat Pemerintah Belanda mengumumkan pemberian beasiswa kepada pelajar–pelajar Indonesia untuk belajar di Technische Hogeschool de Bandoeng (THS) ia gagal. Meskipun telah belajar ekstra keras ia tak lolos seleksi.

Akan tetapi hal buruk tak selamanya menimpa dirinya, ia direkomendasikan oleh salah seorang gurunya. Di mana gurunya itu meyakinkan rektor THS untuk menerima Sedyatmo, karena anak itu memiliki kemampuan yang luar biasa, meskipun nilai yang dimilikinya di bawah rata-rata.

Pernyataan dan jaminan dari seorang guru AMS Yogyakarta inilah yang kemudian mengantarnya masuk THS yang sekarang dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB). Sedyatmo masuk di THS bersama dengan Abdul Mutholib Danuningrat, putra Bupati Purworejo, Danunegoro.


Editor : Ahmad Antoni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network