“Berulang kali saya juga melakukan pengawalan sampai pada Jenderal Ahmad Yani. Saat membentuk Batalyon Banteng Raiders di Bulakamba Tegal pun saya juga ikut terlibat pengawalan. Sampai kedatangan Bung Karno saya juga yang mengawalnya,” ceritanya.
Sementara itu, terkait kondisi rumah saat itu, ungkap Sanjoto, memang rusak parah. Di dinding terdapat peta yang ditujukan bagi pengikut petinggi PKI DN Aidit untuk kabur.
"Setelah itu saya kan tinggal di hotel. Karena saya perwira, jadi tinggal di hotel. Komandan saya kemudian memberikan rumah itu kepada saya. Rumahnya rusak parah, kemudian saya perbaiki dan tempati sejak tahun 1969," ujarnya.
Namun bangunan rumah yang bertembok bertahun-tahun sejak ditempati masih tampak sering bocor saat hujan datang. Beberapa bagian atap juga sudah ambrol dan temboknya retak. Kini, rumah yang dia tempati telah direnovasi.
Pembongkaran dilakukan pada Senin (21/9/2020) oleh pihak REI Komisariat Semarang dan Solo bersama Denpom IV/5 Semarang. Sebelum direnovasi, Sanjoto sempat dikunjungi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat gowes ke daerah Peterongan Semarang Selatan.
Saat bertandang ke rumah mantan pengawal dan pengaman rute gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman saat di Wonogiri 1948, Ganjar merasa prihatin menyaksikan rumah Sanjoto yang sudah tak layak huni.
Editor : Ahmad Antoni
partai komunis indonesia pki G30S PKI polisi militer DN Aidit kota semarang gubernur jateng ganjar pranowo jenderal soedirman banteng raiders
Artikel Terkait