Beruntung, tidak ada keluhan lain di tubuhnya setelah jatuh sore itu, kecuali hanya di bagian kaki yang kadang terasa agak sakit jika terlalu lama duduk. Dia juga bersyukur karena Mugiarto, sang suami, anak, dokter dan petugas dari embarkasi tak henti memberikan semangat. "Ini menjadi perjalanan haji luar biasa saya. Saya tak menyangka akhirnya bisa sampai Tanah Suci," ujar Kiswati.
Minggu siang di Bandara Jeddah itu, Kiswati akhirnya benar-benar menginjak tanah Saudi, tepat di hari batas terakhir (closing date) penerbangan haji. Saat ditemui di atas kursi roda di dalam paviliun terminal, Kiswati tak kuasa menahan rasa syukur sekaligus haru.
Syukur karena dia akhirnya bisa terangkut dalam kloter paling ujung yang diberangkatkan oleh Embarkasi Solo. Kloter 43 yang membawanya ini bahkan tercatat paling pamungkas dari total 240 penerbangan haji Indonesia tahun ini. Selain dari Kabupaten Pekalongan, kloter ini diisi sejumlah jamaah yang tak terangkut kloter sebelumnya seperti lantaran sakit, tak lolos tes PCR, terpisah rombongan dan lain hal.
Kiswati begitu terus bersyukur. Dia tak bisa membayangkan jika harus gagal berangkat haji tahun ini gara-gara kakinya yang retak itu. Yang membuat dia lega, tahapan jelang terbang seperti cek medis juga bisa terlalui dengan baik.
Jika sampai tahun ini gagal berangkat, dia bisa jadi terpisah dengan suaminya dan jelas paling cepat ke Tanah Suci tahun depan setelah kakinya benar-benar pulih. "Maka haji saya ini begitu penuh cobaan. Ibaratnya kesandung-sandung sebelum berangkat," katanya.
Editor : Ahmad Antoni
jemaah calon haji pekalongan jawa tengah terkilir tanah suci ibadah haji umat islam kabupaten pekalongan tes pcr
Artikel Terkait