Pihak keluarga kemudian membawa Supardi ke Puskesmas untuk menjalani perawatan. Sehari menjalani perawatan dan tidak ada perubahan, Supardi dirujuk ke Rumah Sakit Getas Pendowo Gubug. Namun ditolak dengan alasan ruang isolasi sudah penuh.
Anak korban pun sempat jengkel dengan pihak rumah sakit hingga dia terpaksa membawa ayahnya ke Rumah Sakit Semarang.
Di tengah perjalanan, nyawa Supardi tidak tertolong dan meninggal dalam perjalanan. Mengetahui ayahnya sudah meninggal, mobil yang membawa jenazah Supardi kemudian berbalik arah kembali ke rumah. Korban dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat.
Pihak keluarga berharap agar pemerintah lebih selektif dalam memberikan vaksin, terutama untuk warga usia lanjut yang rentan dengan penyakit penyerta. Sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi.
“Pasien bernama Supardi, warga RT 3 RW 3, pelaksanaan vaksin oke, sebelum-sebelumnya juga oke. Habis divaksin ke antrean pengambilan sampel gula,” kata Musafak, perangkat Desa Papanrejo.
“Sebelum nyampe ke tes gula ternyata tidak sadarkan diri. Terus saya ke meja dan dia sudah sadar dan dimintai keterangan sama bu dokter. Ternyata bilang belum sarapan dan cuma minum kopi,” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait