Saat pesta berlangsung, tiba-tiba datanglah seorang anak yang lusuh dan penuh dengan luka, yang tak lain adalah jelmaan dari Baru Klinthing. Ia meminta makanan pada warga setempat, tetapi tak satupun dihiraukan oleh mereka.
Ia pun diusir dari Desa tersebut. Dan saat perjalanan, tak sengaja ia bertemu seorang janda tua nan baik hati, yakni Nyi Latung. Beliau pun mengajak Baru Klinthing untuk ke rumahnya dan menikmati beragam santapan yang nikmat.
Ia berencana membalas tindakan dari masyarakat Desa yang angkuh tersebut dengan meminta Nyi Latung untuk menyediakan alat penumbuk padi , jika ia mendengar suara dentuman yang sangat keras. Dan Nyi Latung pun mengiyakan perintah Baru Klinthing.
Terbentuknya Danau Rawa Pening
Baru Klinthing mengadakan sayembara di Desa tersebut, dan meminta warga untuk sebatang lidi yang tertancap di dalam tanah. Dan para warga pun menyetujui sayembara dari Baru Klinthing.
Mereka tidak ada satupun yang mampu untuk mencabut lidi tersebut. Ketika Baru Klinthing yang mencabut lidi tersebut, seketika air bah muncul dari dalam tanah hingga menenggelamkan desa tersebut beserta seisinya.
Air bah yang keluar tersebut , kemudian melebar dan membentuk suatu kubangan menyerupai rawa. Dan perintah yang diminta oleh Baru Klinthing pada Nyi Latung rupanya untuk menyelamatkan janda tua tersebut dari air bah yang menenggelamkan Desa.
Kemudian , Baru Klinthing mengubah wujudnya kembali menjadi seekor naga. Dan ia mendedikasikan dirinya untuk menjaga danau rawa tersebut, yang dinamakan saat ini adalah Danau Rawa Pening.
Nilai Moral
Nilai moral dari legenda asal usul Rawa Pening Semarang yakni jangan sombong atas apa yang kita miliki, dan jangan sekali-kali kamu membeda-bedakan seseorang atas dasar fisik yang tidak sempurna. Dan pentingnya menghargai orang lain.
Editor : Ahmad Antoni
Legenda asal usul rawa pening semarang jawa tengah kabupaten semarang gunung telomoyo baru klinthing kisah rakyat
Artikel Terkait