Kisah Tari Lengger Lanang
Hadirnya para penari cross gender seperti “Rianto Manali” ini membuktikan bahwa seorang cross gender juga bisa berkarya hingga mendunia. Di dalam kehidupan terdapat banyak perbedaan, termasuk kesenjangan gender yang dapat menghalangi seseorang dalam berkarya. 
Rianto bersama teman-temannya yang dianggap ‘berbeda’ sejak lama sudah membuktikan eksistensinya terhadap dunia seni, khususnya seni tari. Mereka berkarya melalui naluri ditubuhnya tanpa membiarkan perbedaan gender membumbui pekerjaan mereka.
Kemudian, Garin Nugroho mencoba untuk mengadaptasikan kisah tentang penari cross gender yang menarikan tarian Lengger Lanang Banyumas ke dalam film Kucumbu Tubuh Indahku. Tetapi film tersebut banyak sekali kontradiksi dan kritik pedas setelah penayangannya.
Sebab, Garin Nugroho hanya mengambil sebagian kisah hidupnya Rianto. Padahal, Rianto merupakan seorang penari dan koreografer asal Banyumas, Jawa Tengah. Meskipun film tersebut dianggap menjadi film propaganda, sebenarnya film ini bertema gender agar masyarakat tidak buta akan kesetaraan gender pada persoalan penari cross gender.
Karena film ini dilatari oleh tarian Lengger Lanang yang menceritakan seorang anak laki-laki feminim yang suka menari, tetapi selalu mendapat tekanan dari masyarakat yang menganggap mereka ‘berbeda’.
Fungsi tari Lengger Lanang ini adalah sebagai tari pergaulan masyarakat sekitar dan memang diperuntukkan untuk laki-laki dengan gaya perempuan, termasuk Rianto Manali. Sejak kecil, Rianto sudah lihai dalam menari sebab sikap dan sifatnya seperti laki-laki feminim, kemayu, dan lemah gemulai.
Editor : Ahmad Antoni
lengger lanang tarian tari tari tradisional festival perempuan jawa tengah banyumas kebudayaan gender
Artikel Terkait